Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Ada 97 Juta Pekerjaan Baru di 2030 Mendatang: Ini Skill yang Paling Dicari?
23 Januari 2025 20:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menitBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS ), dalam beberapa tahun ke depan 85 juta pekerjaan di dunia berpotensi hilang. Sekitar 84 persen karena digantikan mesin canggih dan 50 persen di antaranya karena sistem otomatis.
Mungkin terdengar mengkhawatirkan bagi angkatan kerja masa mendatang. Namun demikian, di balik tantangan ini, juga menciptakan peluang baru.
Masih berdasarkan data BPS, seiring perubahan juga memunculkan peluang 97 juta pekerjaan baru yang akan tercipta dalam lima tahun mendatang. Angka lebih besar dibandingkan jumlah pekerjaan yang berpotensi hilang.
Lantas, pertanyaannya, siapakah yang nantinya akan mengisi 97 juta pekerjaan baru tersebut? Yup, jawabannya adalah pekerja yang memiliki keterampilan serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
Untuk mengambil alih peluang besar ini, pekerja di masa mendatang harus dapat menguasai teknologi baru, berpikir kreatif, dan terus belajar untuk mengikuti tren yang terus berkembang.
Skill yang Dicari Perusahaan
Kemajuan telah mengubah sejumlah pekerjaan yang semula mengandalkan keterampilan manual, kini bisa dikerjakan oleh mesin. Dampaknya, perusahaan kini mencari pekerja yang menguasai berbagai keterampilan yang sesuai kebutuhan industri.
Dalam publikasi Analisis Kebutuhan Pelatihan Kerja dalam Negeri yang dikeluarkan Kementerian Ketenagakerjaan, menyebutkan bahwa sektor-sektor industri di Indonesia mulai menunjukkan perubahan dalam kualifikasi tenaga kerja.
Seperti industri pengolahan, penyediaan akomodasi, serta pengangkutan dan pergudangan, misalnya, menginginkan pekerja yang menguasai keterampilan teknis seperti Microsoft Office, Microsoft Excel, serta kemampuan dalam bidang penjualan dan pemasaran.
Tak hanya keterampilan teknis, penguasaan keterampilan lunak (soft skill ) juga semakin dicari. Perusahaan menilai pentingnya kemampuan leadership, tanggung jawab, analytical skill, agile serta mempunyai growth mindset dimiliki para pekerja.
Kualifikasi ini diyakini akan membantu pekerja menghadapi tantangan baru yang timbul akibat perubahan cepat dalam dunia kerja.
Mengapa Pendidikan Vokasi dan SMK Jadi Pilihan Tepat?
Ke depan, industri semakin membutuhkan pekerja dengan keterampilan teknis yang spesifik. Pendidikan vokasi, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) dinilai menjadi pilihan yang tepat.
Ini karena SMK dirancang fokus menyiapkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan berbagai sektor industri. Sistem pendidikan di SMK juga sudah disesuaikan dengan tren kebutuhan tenaga kerja di pasar.
Misalnya, program-program yang fokus pada keterampilan digital seperti pengembangan perangkat lunak (software development), jaringan komputer, desain grafis dan lainnya.
Hal ini juga yang membuat lulusan SMK lebih banyak diserap oleh industri. Kerap dianggap sebagai penyumbang pengangguran tertinggi, lulusan SMK justru paling memiliki peluang di pasar kerja.
Menurut data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) BPS, lulusan pendidikan vokasi SMK menempati urutan ke-2 tertinggi dalam hal tingkat partisipasi kerja.
Begitu juga dilihat dari tingkat pengangguran, data juga menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan lulusan SMA.
Pendidikan SMK dengan pendekatan berbasis keterampilan dan praktik, mempersiapkan siswa untuk langsung terjun ke dunia kerja. Sehingga, lulusan SMK memiliki peluang lebih besar untuk diserap industri.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio