Ada Ancaman Kejahatan Siber saat Transaksi Digital, Ini yang Dilakukan Blibli

1 November 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Platform e-commerce Blibli Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Platform e-commerce Blibli Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Risiko kejahatan siber kini semakin besar seiring semakin pesatnya era digitalisasi. Masyarakat kini dimudahkan dengan adanya fasilitas belanja dan transaksi secara online.
ADVERTISEMENT
Associate VP Information Security Blibli, Ricky Setiadi, mengakui serangan siber memang masih mengancam transaksi para pelanggan. Ia memastikan pihaknya tidak akan tinggal diam saja.
"Nah yang sudah kita lakukan adalah kita sudah menjalankan yang namanya information security manajemen sistem. Itu apa sih? Ini sebagai langkah tindakan ada preventif, reaktif, sama responsif terhadap serangan-serangan di siber security," kata Ricky saat konferensi pers secara virtual, Senin (1/11).
Ricky mengungkapkan implementasi Blibli dalam upaya tersebut salah satunya dengan dimilikinya sertifikasi ISO/IEC 27001:2013. Ia mengatakan Blibli menjadi e-commerce pertama yang mempunyai sertifikasi tersebut.
Ricky membeberkan pihaknya juga sering bertemu dengan pemerintah khususnya dengan BSSN untuk meningkatkan kinerja keamanan transaksi dari ancaman siber. Langkah itu juga terkait Indeks Keamanan Informasi.
ADVERTISEMENT
“Ada banyak data yang kita kelola. Salah satu dari information security itu jadi memastikan semua data itu terklasifikasikan berdasarkan risikonya. Sehingga pada saat menjalankan sharing, transaksi, processing, atau sampai distribusi data itu betul-betul kita sudah punya security control yang sudah tepat,” ujar Ricky.
Tak hanya itu, Blibli juga membuat Computer Security Incident Response Team (CSIRT). Ricky menjelaskan tim tersebut dibentuk tidak terlepas karena ancaman kejahatan siber yang bisa terjadi kapan saja.
“Jadi tim ini fungsi utamanya adalah mengidentifikasi terhadap insiden potensial, insiden yang mungkin terjadi. Kemudian yang kedua adalah ketika ada insiden kita sudah siap. Nah karena sudah siap dengan itu maka insiden yang mungkin terjadi itu kita bisa prevent,” ungkap Ricky.
ADVERTISEMENT
Ricky menjelaskan pihaknya mempunyai database yang bisa menganalisa sejumlah ancaman yang dilakukan ke Blibli. Ia mencontohkan potensi serangan yang terjadi saat adanya promo.
Ilustrasi kejahatan siber. Foto: Shutter Stock
"Misalkan serangannya kok mengarah ke setiap ada promo makin besar, makin besar mendekati promo, dari situ temen-temen akan menganalisa oh ternyata ada kecenderungan ketika terjadi promo maka fraud atau boot semakin banyak menyerang ke Indonesia," terang Ricky.
Setelah melihat potensi masalah tersebut, Ricky menuturkan pihaknya akan berdiskusi termasuk dengan rekan dari luar sembari menganalisanya. Ia menegaskan upaya tersebut bisa diandalkan dalam mengatasi persoalan.
“Dari situ kita melihat pola yang digunakan menggunakan teknik ini, ini dari tertentu, oh hanya picing. Sehingga pada saat ada promo kita sudah tahu patternya, sudah tahu action yang dilakukan. Akhirnya pada saat promo berjalan kita bisa mereduksi, kita tahu promo ini tidak terganggu. Termasuk menghindari penggunaan boot, serangan menggunakan boot,” tutur Ricky.
ADVERTISEMENT