Ada Ancaman Resesi, GAPKI Prediksi Harga Minyak Sawit Anjlok

4 November 2022 19:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan menyampaikan, pertumbuhan industri minyak sawit turun dalam tiga tahun terakhir. Indonesia menghadapi masalah produksi pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
Fadhil mengungkapkan produksi minyak sawit mencapai 51,3 juta ton hingga Agustus 2022. Produksi ini mencapai titik terendah selama tiga tahun terakhir.
"Dunia diprediksi masuk resesi tahun depan. Ancaman resesi ini berdampak pada minyak nabati termasuk industri minyak sawit," ujar Fadhil dalam Outlook Price 2023 dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2022 di Bali, Jumat (4/11).
Fadhil menyebut, ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dan harga minyak sawit. Ia memprediksi permintaan melemah menjadi salah satu alasan harga minyak sawit melemah.
"Kami memprediksi produksi dan konsumsi minyak sawit akan terkoreksi tahun depan. Harga juga akan turun akibat resesi ekonomi global tidak terhindarkan," katanya.
Fadhil menyebut, muncul perubahan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi minyak sawit, dari ekspor berbasis komoditas menjadi konsumsi domestik karena persiapan biogas.
ADVERTISEMENT
"Di tahun 2022, ekspor minyak sawit menghadapi disrupsi karena kebijakan pemerintah (melarang ekspor sawit). Kita perkirakan volume ekspor akan menurun," sambungnya.
Fadhil mencermati konsumsi domestik minyak sawit relatif stabil dalam tiga tahun terakhir, dengan pemanfaatan untuk makanan dan biogas. Penggunaan produk oleokimia meningkat karena pandemi Covid-19.
"Pungutan ekspor tetap Rp 0 sampai Desember 2022 berdampak pada ekspor yang kembali normal. Harga domestik Tandan Buah Segar (TBS) sawit dan CPO kembali normal," tandasnya.