Ada Bonus Demografi, Arsjad Rasjid Harap Diaspora RI Banyak Buka Lapangan Kerja

2 Mei 2025 18:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pengawas/Chair Board of Trustee Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid saat acara Coffee Break bersama media, Jumat (2/5/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pengawas/Chair Board of Trustee Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid saat acara Coffee Break bersama media, Jumat (2/5/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengawas/Chair Board of Trustee Indonesia Business Council, Arsjad Rasjid, memprediksi lapangan pekerjaan saat terjadi bonus demografi akan minim meskipun investasi moncer, sehingga perlu didukung oleh diaspora.
ADVERTISEMENT
Arsjad menyebutkan, minimnya lapangan pekerjaan tersebut imbas kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang membuat investasi tersebut lebih condong pada padat modal daripada padat karya.
"Fakta yang harus kita lihat, kita harus sadari. Mau berapa banyak investasi masuk, tetap kurang. Kayak gini, lapangan pekerjaan," katanya saat diskusi bersama media, Jumat (2/5).
Untuk itu, Arsjad menilai lapangan pekerjaan perlu diciptakan, tidak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri, sehingga dia berharap ada keterlibatan yang lebih besar dari para diaspora.
Dia pun berpendapat bahwa gerakan #KaburAjaDulu tidak ada salahnya. Sebab, jumlah diaspora atau imigran Indonesia yang meningkat bisa diberdayakan untuk membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya di luar negeri.
"Kalau kita bisa mereka kerja teman-teman ada di sana. Jadi diaspora sementara di sana, bisa menjadi banyak distribution channel kita, bisa kita leverage sama hal-hal yang lain, lobby-lobby buat kita," ujar Arsjad.
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan, sekitar 2 persen pertumbuhan ekonomi Filipina disokong oleh para diaspora. Selain itu, Vietnam menjadi salah satu eksportir seafood terbesar di dunia salah satunya karena banyak diasporanya membuka restoran.
"Akhirnya menjadi supply chain untuk produk Vietnam dan itu menjadi kekuatannya. Sama juga dengan China, banyak diaspora di luar itu digunakan oleh China," ungkap Arsjad.
Selain itu, Arsjad menyebutkan bonus demografi yang sedang dialami Indonesia juga perlu disikapi dengan peningkatan pendidikan vokasi untuk menciptakan generasi muda yang siap kerja.
"Keberadaan manusia yang berdaya saing dan siap bekerja sampai ke luar negeri, itu yang menjadi worry-ness saya mengenai bonus demografi, untuk itu memperkuat pendidikan vokasi untuk high skill talents," tutur Arsjad.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dia optimistis bahwa generasi muda Indonesia tetap akan baik-baik saja, meski sedang diliputi kebingungan karena gerakan #KaburAjaDulu maupun #IndonesiaGelap.
"In my opinion, semuanya pengin maju kok. Jadi saya percaya kalau kita mau memberikan ruang, what we can manage, karena pikirannya merah putih kok. That's our culture. Jadi I think we are very strong," tegasnya.