Ada Efisiensi Anggaran, Airlangga Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Tak Direvisi

19 Februari 2025 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada acara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada acara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pemerintah tidak akan merevisi target pertumbuhan ekonomi meskipun terjadi pemangkasan anggaran. Berdasarkan UU APBN 2025, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
“Tidak (ada revisi pertumbuhan ekonomi karena pemangkasan anggaran),” kata Airlangga dalam acara kumparan The Economic Insights 2025, Rabu (19/2).
Namun, Airlangga mengingatkan masih ada waktu untuk melihat perkembangan lebih lanjut. "Kita lihat ini kan masih Februari, masih lama. Masih ada 10 bulan," ujarnya.
Selain itu, Airlangga juga menanggapi isu pajak minimum global yang saat ini sedang dalam pembahasan pemerintah. Menurutnya, mekanisme pajak tersebut masih dikaji dengan mempertimbangkan situasi ekonomi global.
"Ya nanti sedang kita bahas mekanisme dan kita lihat situasi global," kata Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani percaya diri pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa capai angka 5,2 persen secara tahunan pada 2025.
“Untuk 2025, sesuai dengan pembahasan di dalam APBN, perkiraan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen year on year masih tetap dijaga,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menilai pendorong kinerja ekonomi RI tahun depan adalah terjaganya permintaan domestik dan langkah-langkah reformasi struktural yang diambil pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat struktur perekonomian Indonesia.
“Termasuk kegiatan untuk penyerapan tenaga kerja dan investasi di dalam langkah realisasi untuk menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi,” ujar Sri Mulyani