Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2

ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menutup sekitar 500 perlintasan sebidang atau jalan yang melintasi rel kereta api dari Jakarta hingga Surabaya via jalur pantai utara.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, penutupan 500 perlintasan sebidang itu untuk mendukung proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya . Jika tak ditutup, dikhawatirkan perlintasan itu mengganggu operasional kereta semi cepat.
"Kami ditugasi untuk memperbaiki tidak kurang dari 500 simpang sebidang (perlintasan sebidang)," ujarnya saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (24/9).
Dia menjelaskan, nantinya perlintasan sebidang tersebut akan digantikan dengan underpass, fly over, dan jembatan penyeberangan orang. Dengan demikian, masyarakat umum tidak terganggu dengan penutupan perlintasan sebidang.
Adapun pengerjaan underpass hingga jembatan penyeberangan orang itu dilakukan seusai Japan International Cooperation Agency (JICA) selesai melakukan studi awal. Studi awal itu ditarget selesai di tahun 2020.
"Kalau ini sudah jadi, Oktober 2020 studi selesai, mungkin (penutupan perlintasan sebidang) 2 sampai 3 tahun selesai," jelas Basuki.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan Jepang, kecepatan maksimum kereta semi cepat itu dipatok 160 km per jam dengan target waktu tempuh Jakarta-Surabaya hanya 5,5 jam. Kereta itu akan bermesin Diesel Electric Multiple Unit (DEMU).
"Proyek ini sendiri kita harapkan Jakarta-Surabaya jadi 5,5 jam, artinya berkurang 3,5 jam. Bisa jadi alternatif dan bisa bersaing dengan moda lain," imbuh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.