Ada Palm Co, BUMN Bakal Jadi Penentu Harga Minyak Goreng 2026

24 Agustus 2022 9:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga (tengah) di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga (tengah) di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menargetkan perusahaan negara melalui Holding BUMN Perkebunan, bisa menguasai industri minyak goreng sekaligus menjadi penentu harga di tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Hal ini seiring dengan rencana Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero) membentuk Subholding Palm Co, yang juga sedang dipersiapkan untuk melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO).
"Kita sekarang sudah bikin Subholding Palm Co. Kan kita mau ekspansi pabrik dan sebagainya, kita ingin tahun 2026 minyak goreng sudah dipasok BUMN. Sehingga harga bisa dipasok BUMN," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (23/8).
Meski begitu, dia tidak bisa mengungkap kapan pembentukan subholding tersebut rampung. Dia hanya memastikan usai terbentuk, Palm Co akan membuat pabrik sehingga BUMN bisa menjadi penentu harga minyak goreng di pasaran.
"Sekarang kan belum, dengan cara tersebut maka ekspansinya makin cepat, dan Palm Co akan punya pabrik. Tahun 2026 minyak goreng akan dikuasai BUMN, dan BUMN juga jadi penentu harga," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan bahwa untuk membentuk Palm Co dibutuhkan waktu yang lama. Kata dia, proses pembentukan subholding tersebut paling lambat selesai akhir Oktober.
Setelah itu Palm Co baru bisa bersiap untuk melantai di bursa saham. Adapun sebelumnya, IPO subholding tersebut direncanakan akhir tahun ini, namun Ghani menuturkan targetnya harus mundur menjadi tahun depan.
"Jadi akhir Oktober paling lambat selesai (pembentukan subholding) maka persiapan IPO kita hitung-hitung tadinya mau akhir (tahun) ini tapi jadi berubah ke tahun depan. Mudah-mudahan di kuarter 2 atau 3 tahun 2023," urainya.
Ghani menuturkan, dari IPO tersebut ditargetkan PTPN akan memperbesar luasan lahan sawit yang dikelola. Saat ini, lahan sawit yang dikelola PTPN hanya sekitar 500 ribu hektar atau 4 persen dari luas nasional dengan kontribusi produksi sebesar 6 persen.
ADVERTISEMENT
Dia menargetkan pada tahun 2030 nanti luas lahan sawit yang dikelola PTPN bisa mencapai 700 ribu hektar. Dengan begitu, dia optimis peran PTPN III akan semakin kuat dalam perannya sebagai perusahaan negara.

2 Liter Minyak Goreng

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dalam wawancara The CEO kumparan, Ghani juga mengatakan saat ini perusahaan memproduksi 4 juta liter minyak goreng per bulan dan akan dinaikkan produksinya menjadi 10 juta liter hingga akhir tahun.
"Jadi kami targetnya tahun 2026 itu 2 miliar liter minyak goreng kami hasilkan. Nah kalau komparasi dengan kebutuhan minyak goreng curah sekarang 2,4, itu sudah 80 persen PTPN bisa mencukupi kebutuhan minyak goreng curah di tahun 2026," kata dia dalam program The CEO kumparan, Rabu (25/5).
Ghani mengatakan berani pasang target 2 miliar liter minyak goreng hingga 2026 karena produksi tanda buah segar (TBS) dan minyak kelapa sawit mentah CPO akan digenjot. Tahun ini, PTPN menargetkan produksi CPO 3,13 juta ton dengan produktivitas lahan 5,48 ton per hektar atau naik 13,5 persen dibandingkan realisasi protas 2021.
ADVERTISEMENT