Ada Pegawai BUMN Dibekuk Densus 88, Erick Thohir Bicara soal Terorisme

17 September 2021 8:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir layani konsumen di Apotek Kimia Farma, Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir layani konsumen di Apotek Kimia Farma, Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dan memastikan tidak ada tempat bagi radikalisme dan terorisme di tubuh BUMN. Hal itu disampaikan, merespons penangkapan pegawai PT Kimia Farma (Persero) Tbk berinisial S oleh Densus 88, pada Jumat (10/9).
ADVERTISEMENT
"Kita pastikan bersama-sama, tidak ada tempat bagi terorisme di tubuh BUMN," tegas Erick Thohir dalam tayangan YouTube, dikutip Jumat (17/9).
Dia menambahkan, Kementerian BUMN mendukung upaya hukum serta sanksi yang tegas bagi oknum di Kementerian BUMN maupun perusahaan-perusahaan BUMN, yang terduga dan terbukti terlibat dalam gerakan radikalisme serta terorisme tanpa terkecuali.
PT Kimia Farma Apotek. Foto: Kimia Farma
Erick Thohir juga menambahkan bahwa Kimia Farma telah memastikan bahwa oknum tersebut tidak memiliki akses dan kewenangan untuk melakukan penggalangan dana CSR melalui dana perusahaan Kimia Farma. BUMN juga memiliki sistem verifikasi untuk memastikan tidak ada dana CSR yang digunakan untuk aksi terorisme.
"Setiap langkah BUMN untuk membangun Indonesia, kami tidak menoleransi terorisme dan kami terus memperkuat proses internal untuk pencegahan dan penanganan paham radikalisme di lingkungan BUMN. Termasuk bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah untuk melakukan langkah-langkah menjadi nilai luhur Pancasila pondasi daripada negara yang kita cintai ini Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, karyawan Kimia Farma yang ditangkap tersebut merupakan karyawan lama. Sehingga menurutnya, hal ini bukan soal masalah di perekrutan karyawannya.
"Jadi kemungkinan karyawan lama Kimia Farma tersebut terpapar ideologi radikal," ujarnya.