Pegawai Pabrik Obat Kimia Farma Jadi Terduga Teroris, Komisaris Turun Tangan

17 September 2021 6:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu terduga teroris berinisial S yang ditangkap Densus 88 di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat (10/9) diketahui merupakan karyawan PT Kimia Farma Tbk. Tindakan tegas pun diambil. Kini S sudah tidak lagi berstatus sebagai pegawai BUMN farmasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Komisaris Independen Kimia Farma, Rahmat Hidayat Pulungan, ikut turun tangan untuk memastikan keamanan proses produksi obat Kimia Farma. Sebab, S diketahui bekerja di bagian produksi tablet.
Rahmat melakukan kunjungan kerja ke Pabrik Kimia Farma di Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Kamis (16/9). Ia memastikan pabrik tersebut beroperasi sesuai prosedur dengan Standar Cara Pembuatan Obat yang baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh BPOM.
"Terkait kekhawatiran publik bahwa terduga teroris saudara S di bagian produksi tablet, dapat dipastikan ada prosedur pengawasan proses produksi secara ketat. Setiap 15 menit dicek fisik dan mutu. Jadi sulit untuk ada penyimpangan. Masuk ke fasilitas produksi ada protokol keamanan yang ketat, tidak diizinkan bawa apa pun," paparnya dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (17/9).
ADVERTISEMENT
Komisaris PT Kimia Farma Tbk, Rahmat Hidayat Pulungan. Foto: Kimia Farma
Aktivis GP Ansor ini menambahkan, pihaknya mendukung langkah direksi yang sudah mengambil keputusan yang cepat dan tepat dengan pemecatan kepada saudara S.
"Sesuai instruksi Pak Erick Thohir, kita tidak boleh menoleransi tindakan apa pun terkait dengan terorisme, radikalisme dan separatisme," tegasnya.
Komisaris PT Kimia Farma Tbk, Rahmat Hidayat Pulungan. Foto: Kimia Farma
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo menyatakan, pihaknya sangat mendukung sepenuhnya upaya seluruh aparat penegak hukum guna memerangi terorisme di seluruh lingkungan perusahaan.
"Mendukung upaya aparat penegak hukum untuk memproses secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh oknum karyawan tersebut," ujarnya.
S disebut terlibat dalam dugaan pengumpulan dana kelompok Jamaah Islamiyah (JI). S tergabung dalam Perisai Nusantara Esa, yang merupakan sayap organisasi Jamaah Islamiyah dalam bidang advokasi.
ADVERTISEMENT