Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ada Pesaing Global, Minyak Sawit Mulai Ditinggalkan Pembeli
9 Februari 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Para konsumen saat ini lebih banyak mendapatkan minyak kedelai dibandingkan minyak sawit . Sebab, fluktuasi harga minyak sawit cenderung akan terbatas akibat pasokan minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang melimpah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (9/2), biasanya minyak kedelai dibanderol dengan harga lebih mahal dibandingkan minyak sawit. Namun rekor panen kedelai di Amerika Serikat membuat harga minyak menurun.
CEO Glentech Group, Vipin Gupta, bilang produksi soft oil meningkat sedangkan produksi minyak sawit menurun, sehingga membuat tren harga yang berbeda.
“Harga yang lebih tinggi menjauhkan pembeli dari minyak sawit, sehingga membatasi kenaikan harga,” ujar Gupta.
Harga minyak sawit berjangka Malaysia meningkat hampir 5 persen di 2024 usai turun 11 persen pada tahun lalu. Pasokan minyak sawit dari India berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sementara India mengimpor minyak kedelai dan minyak bunga matahari dari Argentina, Brasil, Rusia dan Ukraina.
Harga minyak sawit dengan diskon hampir USD 200 per ton dibandingkan minyak kedelai pada bulan November, dijual dengan harga premium karena kekeringan akibat El Nino membatasi produksi di dua negara produsen terbesar yaitu Indonesia dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
India sebagai negara importir minyak nabati terbesar mulai mengurangi impor minyak sawit dan meningkatkan pengiriman kedelai dalam beberapa bulan depan. Hal ini disampaikan oleh CEO Patanjali Foods Ltd Sanjeev Astahada.
Impor minyak sawit di India turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir yaitu sebanyak 787.000 ton di bulan Januari, karena pembelian minyak kedelai meningkat 24 persen menjadi 190.000 ton.
CEO Sunvin Group Sandeep Bajoria mengatakan India bisa menaikkan impor minyak kedelai menjadi 300.000 ton di bulan Maret dan meningkat menjadi 400.000 ton di bulan April, sementara impor minyak sawit bisa turun menjadi sekitar 700.000 ton.