Ada Potensi Migas 1,28 Miliar Barel, PHE Kejar Kenaikan Produksi dari Blok Rokan

28 Juli 2023 7:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran sumur eksplorasi migas non-konvensional (MNK) dengan target kedalaman 8.600 kaki. Pengeboran di Blok Rokan, Riau, itu jadi yang terdalam yang pernah dilakukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, yang meresmikan tajak (pengeboran) perdana sumur eksplorasi tersebut menyatakan, langkah itu perlu dilakukan untuk menaikkan produksi migas nasional dan mengurangi impor. Menurutnya, dari dua sumur eksplorasi migas MNK yang akan digarap, yakni sumur Gulamo dan Kelok, ada potensi migas besar yang sedang dicoba diteliti.
"Kalau hitungan sementara, untuk dua lokasi ini paling enggak ada 80 juta (barel). Tapi kalau untuk semua (minyak dan gas) yang ada di sini potensi inplace yang ada itu 1,28 miliar barel. Ini yang saya katakan kalau bisa kita optimalkan maksimal, ini bisa mempercepat untuk melepaskan diri dari ketergantungan impor minyak," kata Arifin Tasrif saat peresmian pengeboran perdana sumur Gulamo di Rokan Hilir, Riau, Kamis (27/7).
ADVERTISEMENT
Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang merupakan induk usaha PHR, Wiko Migantoro, menuturkan pengeboran ini sebagai upaya mendukung target produksi minyak satu juta barrel per hari dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari.
Dia menjelaskan MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) atau reservoir klastik berbutir halus dan permeabilitas rendah yang hanya ekonomis apabila diproduksinya melalui pengeboran horizontal dengan hydraulic fracturing.
Menteri ESDM meresmikan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Dok. Pertamina
Indonesia diketahui memiliki potensi unconventional hydrocarbon yang cukup besar, namun sampai dengan saat ini, belum terdapat perkembangan yang signifikan dan berdampak kepada produksi nasional. Hal ini, lanjut Wiko, karena tantangan utama kesuksesan program kerja MNK adalah ketersediaan teknologi drilling lateral section dan multi stage hydraulic fracturing yang mumpuni dan cost efficient di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Selain tantangan aspek teknis dalam mengelola uncertainty kondisi reservoir, dipahami juga bahwa aspek pengeboran sumur horizontal pada reservoir yang dalam dengan lateral section yang panjang punya tantangan operasional dan biaya tinggi," ujarnya dalam perbincangan dengan media.
Dalam tahap eksplorasi dua sumur DET ini, PHE bekerja sama dengan EOGI, pemain industri pengeboran MNK berpengalaman asal Amerika Serikat (AS).
Saat ini Pertamina melakukan pengeboran di sumur Gulamo yang menargetkan MNK shale oil dari Brown Shale Formasi Pematang Bagian Tengah. Lokasi kedua yakni sumur Kelok yang selain menargetkan MNK oil shale, juga menargetkan MNK tight reservoir dari Lower Red Bed Formasi Pematang Bagian Bawah.
Pelaksanaan pengeboran diperkirakan akan memakan waktu 120-150 hari. Selanjutnya PHE akan melakukan evaluasi dan kajian atas potensi cadangan di sumur tersebut. Jika ditemukan cadangan terbukti, maka fase produksi diperkirakan akan dilakukan lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT