Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ada Rupiah Digital, Bagaimana Nasib Uang Kertas dan Logam?
2 Desember 2022 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas ) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dengan adanya rupiah digital ini ke depan, uang kertas akan berkurang dan uang logam akan pensiun.
ADVERTISEMENT
“Industri (perbankan) akan mendukung, dengan digital ini ke depan uang kertas akan berkurang,” ungkapnya pada acara 50th ASEAN Banking Council Meeting di Laboan Bajo, Jumat (2/12).
Tiko, sapaan akrab Kartika mengatakan, penurunan uang kertas ke platform digital sudah mulai terjadi saat selama COVID-19. Saat itu penurunannya cukup signifikan.
Adapun dengan proyek pengembangan uang digital bank sentral/central bank digital currency (CBDC) alias rupiah digital dari Bank Indonesia(BI) ini juga akan mengurangi anggaran penggunaan uang kertas dan logam.
“Terutama yang small di Indonesia seperti Rp 500 logam itu pelan tapi pasti akan retire dan geser ke digital,” jelas Tiko.
Perbankan Jadi Distributor Rupiah Digital
Dalam hal ini Perbankan akan menunggu tindak lanjuti dari program Bank Indonesia (BI) ini. Sebab, saat ini masih dalam bentuk white paper. “Kita akan diskusi gimana pola dan teknologinya. Kita kerja sama denga BI bagaimana detailnya, dan terkait security-nya juga,” tambah Tiko.
ADVERTISEMENT
“Kita dukung, ini akan whole sale dan ritel, bank akan jadi distributor,” katanya 50th ASEAN Banking Council Meeting di Laboan Bajo, Jumat (2/12).
Sebelumya, BI meluncurkan Proyek Garuda (rupiah digital) pada 30 November 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, proyek Garuda tersebut akan mengimplementasikan tiga tahap pembentukan rupiah digital.
Pertama, wholesale CBDC untuk model bisnis penerbitan, pemusnahan, dan transfer antarbank dengan rupiah digital. Kedua, pengembangan model bisnis operasi moneter dan pasar uang.
Ketiga, integrasi wholesale CBDC dengan ritel CBDC secara end-to-end, termasuk sinergi dan kolaborasi secara nasional dan internasional.
"Kami akan mempercepat pendalaman pasar uang sesuai blueprint pendalaman pasar uang 2025 untuk integrasi operasi moneter dan pasar uang yang modern dan efisien, melalui pengembangan infrastruktur, konsolidasi peserta pasar primary dealer, dan instrumen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Perry juga menuturkan, BI sebagai otoritas sistem pembayaran juga terus mengakselerasi digitalisasi sesuai blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025.
Selain rupiah digital, BI juga akan memperluas kerja sama antarnegara melalui sejumlah program, di antaranya kolaborasi BI dengan industri, perluasan QRIS, hingga BI Fast.
"Kerja sama ASEAN 5 dalam quick respons, fast payment, dan local currency transaction diperluas ke ASEAN dan negara lain," tambahnya.