Adaro Energy Cetak Laba Bersih Rp 13,39 T di Semester I 2023, Turun 27,94%

23 Agustus 2023 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Emiten tambang milik Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan penurunan laba periode berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar 27,94 persen yoy menjadi USD 873,83 juta atau setara Rp 13,39 triliun di semester I 2023 (asumsi kurs Rp 15.327 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Laba bersih ADRO menurun dibandingkan semester I 2022 senilai USD 1,21 miliar atau setara Rp 18,58 triliun. Laba inti turun 29 persen menjadi USD 1,02 miliar pada semester I 2023 karena harga batu bara global kembali normal pada periode ini.
“Paruh pertama tahun 2023 menunjukkan kekuatan operasional Adaro di tengah fluktuasi harga dan kenaikan biaya. Walaupun ada tantangan-tantangan ini, kami berhasil mencatat margin yang sehat dengan menghasilkan laba inti USD 1,024 juta.” ujar Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam pernyataan resmi, dikutip Rabu (23/8).
Pendapatan ADRO pada semester I 2023 tercatat USD 3,47 miliar, atau turun 2 persen dari semester I 2022. Produksi dan penjualan naik 19 persen masing-masing menjadi 33,41 juta ton dan 32,62 juta ton dengan koreksi harga batu bara, dengan ASP yang turun 18 persen.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Adaro Minerals. Foto: Adaro Minerals
“Kami siap mencapai target tahun 2023 dengan dukungan eksekusi yang solid di masing-masing bisnis. Kami juga siap untuk ambil bagian dalam inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang mendapatkan pemenuhan keuangan di bulan Mei lalu. Hal ini menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan di jangka panjang melalui strategi tiga pilar," imbuh Boy Thohir.
Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 71 persen menjadi USD 269 juta. ADRO telah berinvestasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, sambil memulai investasi di smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya.
Beban pokok pendapatan naik 34 persen yoy menjadi USD 2,03 miliar, terutama karena biaya royalti PT Adaro Indonesia (AI) yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Beban usaha semester I 2023 naik 68 persen yoy menjadi USD 241 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah, dan kenaikan beban penjualan dan pemasaran.