Adaro Energy Targetkan Bisnis Batu Bara Nontermal Sumbang 50% Pendapatan di 2030

28 November 2023 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Financial Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk Lie Luckman dalam Public Expose Live 2023.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Chief Financial Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk Lie Luckman dalam Public Expose Live 2023. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menargetkan pendapatan dari batu bara termal dan batu bara nontermal atau metalurgi seimbang 50 persen banding 50 persen pada 2030.
ADVERTISEMENT
Perusahaan tersebut memiliki tiga pilar, yaitu Adaro Green, Adaro Energy, dan Adaro Minerals. Chief Financial Officer Adaro Energy Indonesia, Lie Luckman, mengatakan Adaro ke depannya akan menyeimbangkan ketiga bisnis tersebut.
“Kita juga memiliki tambang coking coal (batu bara metalurgi) untuk membuat nontermal. Kita juga berharap ini akan tumbuh, target di 2030 kita akan punya revenue kurang lebih dari 50 persen dari grup kita dari non termal,” kata Luckman saat konferensi pers Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).
Dalam jangka panjang hingga 2025, Adaro Minerals (ADMR) ditargetkan memproduksi 6 juta ton batu bara metalurgi dengan pembukaan tiga tambang baru. Penjualan batu bara metalurgi melalui Adaro Minerals naik 38 persen menjadi 3,01 juta ton pada kuartal III 2023.
ADVERTISEMENT
ADMR mengejar target volume penjualan tahun 2023 yang ditetapkan sebesar 3,8 juta ton sampai 4,3 juta ton. Luckman memastikan Adaro terus mencari kesempatan untuk bisa mengembangkan lini bisnis EBT.
Sebuah ekskavator sedang beroperasi di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
“Untuk itulah kita mengarah ke sana nanti suatu saat income sedikit lebih sedikit digantikan lebih hijau, makanya di proyek pertama smelter dua tahun dari sekarang mulai beroperasi sehingga income atau pendapatan termal mulai tumbuh,” ujar Luckman.
Saat ini Adaro memiliki empat tambang batu bara termal, yaitu PT Adaro Indonesia (AI), Balangan Coal Companies (BCC), PT Mustika Indah Permai (MIP), dan PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR).
“Harga batu bara coking coal lebih tinggi dari coal. Kita berharap ini kontribusi coking coal semakin lama semakin besar, ditambah lagi kita berharap dari pembangunan smelter. Tahun 2025 kita berharap sudah mulai beroperasi dan hasilkan pendapatan dari sektor aluminium,” terang Luckman.
ADVERTISEMENT
“Dua sektor ini kontribusinya sangat besar, apalagi fase pertama aluminium smelter, kita akan lanjutkan tahap tahap berikutnya. Jika ada opportunity lain, masih mencari peluang-peluang lain untuk mineral masih terbuka,” tambahnya.