Adaro Kirim 300 Ribu Ton Batu Bara ke Eropa di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

18 April 2022 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lubang tambang PT Adaro di Kalimantan Selatan. Foto: JATAM (Jaringan Advokasi Tambang)
zoom-in-whitePerbesar
Lubang tambang PT Adaro di Kalimantan Selatan. Foto: JATAM (Jaringan Advokasi Tambang)
ADVERTISEMENT
PT Adaro Energy Indonesia Tbk mulai mendapatkan permintaan batu bara untuk pengiriman ke negara-negara di eropa. Permintaan tersebut tidak terlepas dari adanya perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Chief Financial Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Luckman Lie, mengungkapkan saat ini pihaknya sudah mengirim batu bara ke eropa sebanyak 3 kapal. Namun, ia tidak membeberkan negara mana saja yang dituju.
“Pengiriman ke eropa kira-kira sudah 2 sampai 3 kapal. Total sekitar 300 ribu ton,” kata Luckman saat konferensi pers secara virtual, Senin (18/4).
Luckman menjelaskan pengiriman tersebut dilakukan hanya karena mulai ada permintaan saja. Ia memastikan belum ada kontrak jangka panjang dengan negara di eropa untuk pengiriman batu bara.
“Jadi penjualan ini penjualan spot, belum ada kontrak komitmen jangka panjang, karena di sana ada permintaan kita masuk sedikit demi sedikit,” terang Luckman.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir, menilai ke depan bakal semakin banyak permintaan dari eropa. Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir mengatakan masih tingginya harga batu bara salah satunya memang dipicu perang Rusia dengan Ukraina.
The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam kondisi perang tersebut, kata Boy, negara-negara di eropa ikut terganggu karena selama ini menggantungkan sumber energinya dari Rusia. Kondisi tersebut membuat negara eropa mulai meminta pasokan batu bara ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Nah begitu terganggu itu serba bingung karena memang akhirnya didrive antara memang kepentingan lebih menuju ke negara yang lebih hijau tapi politik praktisnya kalau enggak dapat energi lampu mati, internet mati,” ungkap Boy.
“Akhirnya balik lagi banyak pemimpin-pemimpin eropa mencari alternatif lain. Udah mulai nih permintaan dari eropa ke Indonesia karena mereka tidak bisa mengandalkan suplai dari Rusia lagi,” tambahnya.
Meski begitu, Boy merasa pihaknya tidak otomatis langsung bisa memenuhi permintaan dari negara-negara eropa. Apalagi, kata Boy, dalam memproduksi batu bara tidak mudah. Diperlukan tenaga kerja hingga alat yang memadai. Untuk itu, Adaro akan tetap mengutamakan mengirim pasokan batu bara ke negara yang selama ini sudah bekerja sama.
“Ke depan is a good problem, permintaan dari eropa akan kenceng ya is a good problem. Kita ini fokus kalau Adaro loyal, jadi loyal ke customer kita yang puluhan tahun,” tutur Boy.
ADVERTISEMENT