Adaro Minerals Targetkan Penjualan 5,4 Juta Batu Bara Metalurgi di 2024

14 Mei 2024 20:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dalam konfernsi pers RUPST 2024 di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Foto: Ghifari/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dalam konfernsi pers RUPST 2024 di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Foto: Ghifari/Kumparan
ADVERTISEMENT
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menargetkan penjualan batu bara nontermal atau metalurgi dapat mencapai 4,9 juta ton sampai 5,4 juta ton pada tahun 2024. Nilai tersebut tumbuh 21,1 persen dibandingkan realisasi penjualan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Penjualan tahun ini 4,9 juta ton sampai 5,4 juta ton, tahun lalu 4,5 juta ton. Potensi ke depan positif kita melihat ekspansi kebutuhan negara emerging country untuk kebutuhan steel besar, kita melihat positifnya," kata Direktur Adaro Minerals Indonesia, Totok Azhariyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/5).
Sementara itu, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD 175 juta atau Rp 2,8 triliun (kurs Rp 16.131) sampai dengan USD 250 juta atau Rp 4,03 triliun pada 2024.
Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan mengatakan, nilai tersebut berasal dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 440,88 juta pada tahun 2023.
"Untuk tahun ini guidance kita USD 175-250 juta anggarannya seperti itu untuk smelter maupun infrastruktur," kata Heri dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Adapun belanja modal yang telah digunakan hingga kuartal I 2024 sebesar USD 77,1 juta atau Rp 1,24 triliun. Angka ini naik 257 persen dari kuartal I tahun 2023, dan arus kas bebas kuartal I 2024 naik signifikan menjadi USD 108,50 juta.
Belanja modal tersebut digunakan untuk konstruksi smelter aluminium KAI dan proyek-proyek infrastruktur PT Maruwai Coal (MC).
"Mengingat komoditas perusahaan ada metalurgi dan alumunium, perusahaan membutuhkan capex yang besar (untuk mengolah) dan mengoptimalkan cadangan yang ada," kata Direktur Utama Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat.