ADB Kucurkan Pinjaman USD 500 Juta untuk Kurangi Sampah Plastik di Laut RI

24 Mei 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai USD 500 juta untuk memperkuat program Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut.
ADVERTISEMENT
Meskipun Pakta Plastik Dunia (Global Plastic Treaty)-prakarsa internasional untuk mengatasi polusi plastik melalui kesepakatan yang mengikat secara hukum-saat ini masih dinegosiasikan, program ini akan fokus mendukung Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Indonesia yang bertujuan mengurangi aliran sampah plastik ke lautan hingga 70 persen pada 2025.
Wilayah pesisir Indonesia, yang dihuni 70 persen dari populasinya, merupakan wilayah yang sangat penting untuk pariwisata kelautan dan perikanan, yang berkontribusi besar bagi perekonomian.
Namun, polusi plastik yang tidak terkendali menimbulkan ancaman serius terhadap ekosistem kelautan, yang menimbulkan kerusakan USD 450 juta setiap tahunnya dan mengancam pendapatan dari pariwisata yang nilainya mencapai USD 3 miliar.
Sampah plastik di jalan air meningkatkan risiko banjir dan merusak industri perikanan serta mata pencaharian masyarakat. Polusi plastik mengancam kesehatan manusia melalui kontaminasi rantai pangan, terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
Pada 2018, pemerintah berkomitmen mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada 2025, melalui pengumpulan, pemrosesan, daur ulang, dan pemanfaatan kembali limbah padat, yang dilaksanakan melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut.
ADB akan mendukung Rencana Aksi dengan meningkatkan pengelolaan limbah plastik, mengurangi produksi dan konsumsi plastik yang bermasalah, serta memperkuat data dan perangkat pemantauan untuk pembuatan kebijakan.
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
"ADB senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk mengurangi sampah laut dan sekaligus mempromosikan pengembangan ekonomi biru," kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/5).
"Keberadaan sampah plastik yang begitu banyak di laut tidak hanya membahayakan mata pencaharian di daerah pesisir, tetapi juga mengurangi ketangguhan iklim secara keseluruhan. ADB tetap tegas mendukung Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut Indonesia, dengan menargetkan pengelolaan secara holistik berbagai faktor yang berkontribusi pada pembuangan plastik ke laut," kata dia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Program pengurangan sampah laut menargetkan tiga bidang utama: menangani pengelolaan limbah di hilir, melaksanakan intervensi di hulu untuk mengurangi produksi limbah plastik, dan mendukung elemen penting yang diperlukan bagi keberhasilan reformasi secara keseluruhan.
Program tersebut dikembangkan di bawah Poros Pembiayaan Biru Asia Tenggara (Blue Southeast Asia Finance Hub), program sampah laut pertama yang didukung oleh ADB. Program ini meneruskan pekerjaan operasional dan pengetahuan ADB di Indonesia.
ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota—49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.