Aftech Optimistis Industri Fintech Tumbuh 15 Persen di 2024

24 Januari 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) optimistis industri finansial technology (fintech) dapat catatkan pertumbuhan kinerja hingga 15 persen pada 2024. Meskipun sempat diguncang tech winter.
ADVERTISEMENT
“Outlook di 2024 optimisme ekonomi digital diperkirakan tumbuh 15 persen per tahun sampai 2025, tiga kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun porsi ekonomi digital masih kecil,” kata Executive Director Asosiasi Aftech Aries Setiadi dalam diskusi Inklusi Keuangan Dorong Kemajuan Ekonomi 2024 di Jakarta Selatan, pada Rabu (24/1).
Menurutnya, salah satu pendorong optimisme ini adalah masih besarnya permintaan untuk perusahaan fintech, lantaran masih banyak masyarakat yang belum terjamah teknologi ini.
“Demandnya masih tinggi, masih 97 juta penduduk Indonesia, ada potensi bagi masyarakat yang belum tersentuh oleh teknologi untuk tersentuh dan meningkatkan kinerja industri fintech,” tambah Aries.
Executive Director Aftech Aries Setiadi di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Rabu (24/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Terlebih menurutnya, kini ekonomi digital Indonesia telah memiliki payung hukum yang kuat dengan disahkannya Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Aries bilang, UU ini menjadikan ekosistem ekonomi digital di Tanah Air menjadi lebih kuat.
ADVERTISEMENT
“Tentu kita sebagai asosiasi akan mengawal pelaksanaan UU ini, agar bisa lebih suportif terhadap fintech, jadi legitimasi untuk industri ini lebih maju lagi,” jelas Aries.
Di sisi lain, Aries juga menyebut tahun politik memberikan kontribusi positif terhadap kinerja sektor ini. Hal ini lantaran aktivitas kampanye hingga debat Capres dan Cawapres mampu menggeliatkan ekonomi masyarakat.
Terlebih, kata Aries, berakhirnya pandemi Covid-19 kian membuat perputaran ekonomi menjadi tinggi. “Kemarin 2022 dan 2023 masyarakat kan sempat merasakan scarring effect, sekarang COVID-19 resmi dicabut. Jadi, masyarakat lebih bebas. Traveling tinggi, sistem pembayaran demand tinggi, termasuk yang dilayani fintech,” tutur Aries.
Sebelumnya, Aries tak menampik kabar industri fintech terkena fenomena tech winter. Aries bahkan membeberkan sebanyak 82 hingga 84 perusahaan fintech di bawah naungan Aftech yang melakukan pemangkasan jumlah karyawan pada 2022 hingga 2023. Hal ini menurutnya menjadi salah satu indikasi tech winter.
ADVERTISEMENT
Anggota Aftech pun berkurang 10 persen akibat fenomena ini. Menurut Aries, tumbangnya beberapa perusahaan anggota Aftech disebabkan oleh seleksi alam atau survival of the fittest.
Survival of the fittest, 2022 sampai 2023 itu ada 84 atau 82 perusahaan fintech yang jadi member aftech itu melakukan lay off, jadi itu jadi salah satu indikasi bagaimana tech winter,” kata Aries saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Rabu (24/1).
Dalam data Aftech, anggota Aftech pada akhir 2022 tercatat ada sebanyak 366 perusahaan fintech. Namun, pada kuartal III 2023 menyisakan 330 anggota, artinya ada 36 yang gugur.