Agus Marto Sepakati Rekomendasi IMF untuk Genjot Ekonomi RI di Atas 5%
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan, IMF menilai ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 6,5% dalam jangka menengah, yakni pada tahun 2022. Asalkan, tetap ada reformasi struktural yang bisa meningkatkan produktivitas dan menggaet investasi untuk pembiayaan pembangunan.
Meski demikian, IMF juga memberikan beberapa catatan. Seperti, penerimaan pajak yang sering meleset dari target yang dinilai akan memengaruhi kemampuan pemerintah untuk membiayai pembangunan.
Untuk itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo sepakat dengan rekomendasi IMF tentang perlunya perbaikan penerimaan negara melalui reformasi fiskal. Menurutnya, pemerintah telah melakukan diskusi untuk merevisi undang-undang terkait penerimaan negara.
“Jadi baik revisi UU, KUP, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, bahkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) juga didiskusikan. Agar semuanya ini bisa sejalan,” ujarnya usai acara Mandiri Investment Forum di Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT
Dari catatan positif tersebut, Agus menganggap ini merupakan ekspresi kepercayaan IMF pada ekonomi Indonesia. Ia meyakini, makroekonomi dan stabilitas keuangan negara dapat terjaga baik.
“Kita lihat mereka pun sudah bisa memberikan endorsement bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3%. Jadi saya melihat secara umum reformasi yang dilakukan oleh pemerintah, fiskal, dan Bank Indonesia dihargai di forum itu,” katanya.