Ahok Datangi Kantor Erick Thohir, Ada Apa?

13 November 2019 10:07 WIB
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok datangi Kantor BUMN Foto: Elsa Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok datangi Kantor BUMN Foto: Elsa Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada hari ini mendatangi Kantor Kementerian BUMN. Mobil hitam Ahok tampak sampai di Lobby Kementerian BUMN sekitar pukul 09.38 WIB.
ADVERTISEMENT
Dari pantauan kumparan, Ahok datang menggunakan mobil Land Cruiser plat B 1171 BH dengan pakaian batik berwarna cokelat gelap.
Pria kelahiran Bangka Belitung itu kemudian disambut oleh protokol Kementerian BUMN yang sudah berjaga beberapa saat sebelum kedatangannya.
Hanya saja, Ahok langsung jalan masuk bersama sejumlah staf khusus dan humas Kementerian BUMN. Sayangnya Ahok masih bungkam kepada kumparan terkait kedatangannya ini. Dia hanya tampak sibuk berbicara kepada salah satu tim komunikasi Erick Thohir.
Sebagai informasi, Ahok yang kini memilih disapa dengan BTP, dulunya merupakan seorang pengusaha. Dia sempat mendirikan perusahaan bernama PT Nurindra Ekapersada yang kemudian pada tahun 1995 berhasil membangun sebuah pabrik pengolahan pasir bernama pabrik Gravel Pack Sand (GPS).
Basuki Tjahja Purnama alias Ahok datangi Kantor BUMN Foto: Elsa Toruan/kumparan
Ahok mengambil jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti dan selesai pada tahun 1989. Setelah menempuh pendidikannya di Jakarta, ia kemudian kembali ke kampung halamannya dan kemudian memulai usaha dengan mendirikan perusahaan bernama CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan untuk PT Timah yang terkenal di Belitung Timur.
ADVERTISEMENT
Namun hanya berlangsung selama dua tahun Ahok di dunia pertambangan, ia kemudian melanjutkan kuliahnya dengan mengambil program master manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta tahun 1992.
Seusai menempuh pendidikan S2, Ahok pernah bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta yang bergerak dalam bidang kontraktor listrik. Hingga akhirnya ia kembali ke kampung halamanya, Belitung Timur dan sempat mendirikan perusahaan bernama PT Nurindra Ekapersada.
Dilansir dari situs ahok.org, pabriknya ditutup karena ia melawan kesewenang-wenangan pejabat. Ahok mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup.
Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib mereka.
ADVERTISEMENT
Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang kaya jangan lawan pejabat, keinginan untuk membantu rakyat kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003.
Pertama-tama ia bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, dan memberi nomor handphone Ahok. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur tahun 2005, Ahok berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
ADVERTISEMENT
Dengan mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.
Pada akhirnya Ahok mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Ahok ini mendapat 1.847.157 (42,60 persen) suara pada putaran pertama, dan 2.472.130 (53,82 persen) suara pada putaran kedua, mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Pada 14 November 2014, DPRD DKI Jakarta mengumumkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Setelah pengumuman ini, DPRD DKI Jakarta mengirimkan surat ke Kementerian Dalam Negeri agar Ahok dilantik menjadi gubernur.