Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ahok Mau Pejabat Pertamina Pakai Mobil Dinas Hidrogen Ketimbang Alphard
17 Januari 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok , menyarankan pengadaan mobil dinas untuk pejabat-pejabat Pertamina harus berbahan bakar hidrogen.
ADVERTISEMENT
Ahok menilai, daripada pengadaan mobil New Alphard yang harganya mencapai Rp 1,6 miliar, lebih baik direksi Pertamina menggunakan Toyota Mirai, salah satu mobil berbahan bakar hidrogen yang sudah dipasarkan secara komersial.
Saran Ahok ini menyusul kerja sama Pertamina bersama Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia, termasuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama di Indonesia di Daan Mogot, Jakarta Barat.
Pertamina bekerja sama dengan Toyota yang telah memproduksi kendaraan listrik berbasis hidrogen (fuel cell electric vehicle) Toyota Mirai, yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di SPBH Pertamina.
"Tahun ini direksi Pertamina mungkin mau ganti New Alphard, kira-kira begitu ya 4-5 tahun, Alphard yang baru sekarang Rp 1,6 miliar. Ganti Mirai saja," ungkapnya saat groundbreaking SPBH Daan Mogot, Rabu (17/1).
ADVERTISEMENT
Menurut Ahok, terbangunnya ekosistem kendaraan hidrogen yang dimulai dari lingkungan Pertamina ini bisa menekan defisit anggaran berjalan Indonesia yang terbebani impor BBM.
"Apalagi nanti Pertamina, semua mobil dinas bayangin kalau kamu pakai Toyota Alphard itu baru Rp 1,6 miliar, kalau beli mobil hidrogen di bawah itu, ini kan bagian dari membangun ekosistem dan kita lebih penting lagi bisa memperbaiki defisit anggaran berjalan," tuturnya.
Dalam acara yang dihadiri oleh President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto tersebut, Ahok sempat berkelakar ingin mengajukan diskon untuk pengadaan Toyota Mirai tersebut.
"Saya yakin ini ekosistem ini bisa kita bangun. Bayangin saja direksi, SVP. segala macam disuruh beli saja. Tadi saya bisik-bisik kalau enggak ada harga setengah diskon kita enggak mau," kata Ahok.
ADVERTISEMENT
Ahok menyarankan, level direksi Pertamina bisa menggunakan mobil dinas Toyota Crown, sementara Senior Vice President (SVP) bisa menggunakan Toyota Mirai generasi dua, sementara Vice President (VP) menggunakan Toyota Mirai generasi satu.
"Kita tunggu diskonnya, Bu Dirut bisa nego. Pak Salyadi (Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina) juga pengin dong pake Crown hidrogen, yang ini-ini kasih ke SVP saja pak, generasi satu ke VP, yang generasi dua ke SVP. Komut beli sendiri karena enggak kebagian mobil," selorohnya.
Ahok menegaskan, kerja sama Pertamina dan Toyota akan terus dikembangkan. Menurutnya, hidrogen adalah bahan bakar masa depan. Pertamina harus jadi yang terdepan dan jangan menjadi pengikut saja dalam bisnis energi bersih.
"Intinya saya bilang sama Toyota, kalau mau bangun ekosistem kendaraan hidrogen itu tidak susah," ujar Ahok.
ADVERTISEMENT
Ditemui usai acara, Ahok menjelaskan pengadaan mobil dinas setiap 4-5 tahun menggunakan sistem sewa kepada perusahaan dan anak perusahaan Pertamina. Menurut dia, mobil hidrogen operasionalnya lebih murah dari konvensional.
"Kebetulan ini sudah lima tahun semua, kan biasanya perusahaan 4-5 tahun, kita sewa, mobil itu sewa dari perusahaan, anak perusahaan Pertamina. Makanya kalau sewa, yang barunya kita mau sewa yang hidrogen dong. Lebih murah hidrogen," pungkas Ahok.