Ahok Minta Kementerian BUMN Dibubarkan

15 September 2020 16:43 WIB
comment
49
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri esdm Arifin Taslim (tengah) jabat tangan dengan Komisaris utama pertamina Basuki Tjahaja Purnama.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri esdm Arifin Taslim (tengah) jabat tangan dengan Komisaris utama pertamina Basuki Tjahaja Purnama. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok menilai Kementerian BUMN seharusnya dibubarkan. Sebab seorang presiden pun tidak bisa mengontrol lembaga dan perusahaan negara di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahok, sebaiknya Kementerian BUMN diganti menjadi superholding seperti Temasek yang ada di Singapura. Jadi, namanya bukan lagi Kementerian BUMN yang membawahi ratusan perusahaan pelat merah, tapi menjadi Indonesia Incorporation.
"Kementerian BUMN harus dibubarkan sebelum Pak Jokowi turun sebetulnya. Kita harus sudah ada semacam Indonesia Incorporation seperti Temasek. Persoalannya, presiden enggak bisa kontrol manajemen BUMN. Kita enggak ada orang sebetulnya," kata dia dalam sebuah video berdurasi enam menit yang diunggah akun POIN di YouTube, dikutip kumparan, Selasa (15/9).
Dikonfirmasi maksud ucapannya dalam video tersebut, Ahok hanya menjawab singkat. "Dengar sendiri saja," kata dia kepada kumparan.
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Sedangkan Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga merespons ucapan Ahok dalam video tersebut bahwa saat ini prioritas pemerintah bukan membentuk superholding tapi membangun kluster dan subholding BUMN sesuai dengan bisnis inti.
ADVERTISEMENT
"Mengenai Kementerian BUMN harusnya bubar dan jadi superholding, prioritas pemerintah saat ini membangun kluster-kluster dan subholding-subholding supaya supplychain antar BUMN di kluster yang sama berjalan dengan baik," kata dia kepada kumparan.
Sejak menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir memang menegaskan konsep bisnis pada perusahaan pelat merah bukan berbentuk superholding, melainkan kluster dan subholding. Tujuannya agar perusahaan ramping dan fokus pada bisnis inti. Salah satu BUMN yang sudah dibentuk subholding adalah Pertamina.
Sedangkan superholding terakhir kali direncanakan di era kepemimpinan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN. Tapi rencana ini gagal dijalankan karena Rini tidak lagi diangkat menjadi Menteri BUMN oleh Presiden Jokowi di periode kedua dan digantikan Erick Thohir.