Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9

ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) dan Petronas menandatangi Perjanjian Framework Jual Beli Minyak Mentah tahun ini. Dengan kerja sama ini, kedua negara sepakat menjual dan membeli minyak mentah dengan nilai kurang lebih USD 500 juta dan potensi kolaborasi lainnya mencapai total transaksi sebesar USD 1 miliar.
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama Pertamina Basuki Thahaja Purnama alias Ahok mengatakan, kolaborasi kedua negara ini bakal memperkuat kerja sama bisnis migas dalam jangka panjang.
"Penandatanganan dilakukan oleh Maria Rohana Nellia, Direktur Pertamina Malaysia EP & Shahmsul Bahari Salleh, dan CEO Petco Trading Labuan Co Ltd," kata Ahok dalam akun Instagram pribadinya dikutip kumparan, Rabu (19/2).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, penandatanganan kerja sama ini merupakan salah satu rangkaian kerja sama dari kesepakatan yang telah ditandatangani kedua perusahaan tahun lalu, tepatnya bulan Februari 2019 antara kedua perusahaan.
“Kerja sama ini sebagai bagian dari upaya Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi supply chain minyak mentah yang efisien oleh kedua belah pihak,” ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis.
ADVERTISEMENT
Fajriyah membeberkan bahwa Pertamina memiliki ladang minyak di Malaysia, begitu pun Petronas yang memiliki ladang minyak di Indonesia. Kedua perusahaan dapat bersinergi untuk mensuplai hasil produksi minyak mentah ke kilang domestik di masing-masing negara yang secara geografis lebih dekat dengan sumber kargo sehingga lebih efisien logistiknya.
"Apalagi, Pertamina saat ini sedang melakukan optimalisasi kilang serta pembangunan megaproyek pengembangan kilang atau RDMP dan pembangunan kilang atau GRR sehingga kerja sama ini memiliki nilai strategis untuk pengembangan bisnis di masa depan," katanya.
Menurut Fajriyah, Pertamina dan Petronas juga telah membuka akses informasi produk di masing-masing negara. Sebagai contoh, untuk kebutuhan impor produk Gasoline RON 88 di Indonesia yang mencapai 6 juta barrel per bulan, Petronas menyampaikan kemampuan suplai ke Indonesia potensi mencapai 600 ribu barrel per bulan dari ekses kapasitas produksi Gasoline kilang Malaysia saat ini.
ADVERTISEMENT
Kata dia, kedua belah pihak sepakat untuk terus mencari peluang kerja sama dan secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi migas.
“Kerja sama di sektor migas ini juga akan membuka peluang kerja sama di sektor keuangan untuk penggunaan mata uang lokal dan pembayaran dengan skema offset sehingga mengurangi kebutuhan valas untuk membantu penguatan nilai rupiah,” jelasnya.