AHY Akui Anggaran Terbatas, Proyek Tanggul Laut Pantura Dibuat Skala Prioritas

28 November 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri PU Dody Hanggodo saat memantau Bendungan Sidan. Foto: Humas PU
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri PU Dody Hanggodo saat memantau Bendungan Sidan. Foto: Humas PU
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui ada keterbatasan anggaran, sehingga proyek tanggul laut raksasa alias giant sea wall dibuat skala prioritas.
ADVERTISEMENT
AHY mengatakan, proyek tersebut mendesak dilakukan untuk mengurangi ancaman banjir rob yang bisa menyebabkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) di wilayah pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura).
Meskipun pemerintah mencanangkan tanggul laut raksasa sepanjang Pantura, alias dari Banten hingga Jawa Timur, AHY menyebutkan pemerintah masih memprioritaskan kawasan Jakarta.
"Pantai Utara itu tidak cuma juga di Jakarta. Sampai mana? Jawa Tengah, Jawa Timur. Tapi tentu skala prioritas, mana yang paling mendesak? Karena lagi-lagi, keterbatasan anggaran," ungkapnya saat acara Economic & Capital Market Outlook 2025 di BEI, Kamis (28/11).
AHY mencontohkan, kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, sudah mengalami penurunan permukaan tanah 10 sentimeter setiap tahunnya. Maka dalam waktu 10 tahun, terjadi penurunan hingga 1 meter.
ADVERTISEMENT
Saat ini proyek tanggul laut raksasa sudah mulai dibangun di kawasan tersebut. Namun, kata dia, tinggi tanggul tersebut baru 4,8 meter saja sampai tahun 2033. Dia memastikan tingginya harus terus ditambah.
"Tapi beyond itu, harus lebih tinggi lagi, itulah mengapa kita rancang, kita rencanakan dibangun giant sea wall dan itu di bawah Pantai Utara Jakarta," kata dia.
Foto udara proyek pembangunan tanggul laut yang masih dalam tahap penyelesaian di kawasan Kampung Bahari Tambaklorok, Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/2/2024). Foto: Aji Styawan/Antara Foto
Selain proyek tanggul laut raksasa, AHY menyoroti penurunan permukaan tanah di Jakarta juga terancam karena pengambilan air tanah yang sangat masif. Oleh karena itu, dia menilai pemerintah harus turun tangan memperbaiki pasokan air bersih di Jakarta.
"Kita harus membaiki suplai air bersih dari Jatiluhur, dari Krayan, dari tempat yang lain. Sambil kita normalisasi sungai-sungai. sambil memberpaiki waste management, sanitasi, air bersih, dan lain-lain sehingga semuanya hidup lebih baik, lebih nyaman, dan lebih berkurang ke depannya terhadap bencana, termasuk banjir rob," pungkas AHY.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Lingkungan Hidup, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan proyek Tanggul Laut Raksasa yang rencananya dibangun sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura) butuh waktu 20 tahun.
Hashim mengatakan, tanggul laut raksasa alias giant sea wall pembangunannya diproyeksi butuh waktu hingga 2 dekade. Dia menekankan proyek itu harus dimulai sesegera mungkin.
"Program ini mungkin memakan waktu 20 tahun. Mungkin 2-3 presiden yang melaksanakan. Tapi harus mulai sekarang," tegasnya saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kamis (31/10).
Proyek ini rencananya akan membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Tujuannya untuk melindungi kawasan pesisir pantai Utara Jawa yang rentan terjadi abrasi dan banjir rob karena kenaikan permukaan laut imbas perubahan iklim.
ADVERTISEMENT