AHY: Jangan Lagi Ada Proyek Infrastruktur Megah, Makan Anggaran tapi Tak Optimal

11 November 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Bali, Senin (11/11/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Bali, Senin (11/11/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan pembangunan proyek infrastruktur masa Kabinet Merah Putih ke depan akan dikaji lebih detail.
ADVERTISEMENT
Hal agar tidak ada lagi proyek pembangunan infrastruktur menghabiskan dana besar dan megah tapi dalam pengoperasiannya tak optimal.
"Jangan lagi ada misalnya proyek infrastruktur yang besar apalagi memakan anggaran yang juga tidak sedikit, kemudian setelah jadi megah tetapi tidak optimal karena penggunanya tidak sebanyak yang diharapkan," katanya saat kunjungan kerja ke Bali, Senin (11/11).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur mangkrak dan belum memenuhi harapan imbas studi analisisa yang kurang lengkap. Salah satu diantaranya konektivitas dari dan ke lokasi infrastruktur
"Karena mungkin konektivitas menuju ke lokasi tersebut tidak tersedia dengan baik, ini bisa bandara, dermaga bisa waduk,"
"Yang kita harapkan sebetulnya waduk yang ditujukan untuk meningkatkan sektor pertanian kan tersambung dengan saluran-saluran irigasi baik yang sifatnya primer, sekunder, maupun tersier," kata dia.
ADVERTISEMENT
AHY mengaku bakal memperbaiki mekanisme dan memetakan potensi risoko dari berbagai sisi dalam pembangunan proyek infrastruktur ke depan. Hal ini selaras dengan tujuan Presiden Prabowo Subianto yang ingin proyek infrastruktur harus sesuai dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
"Pmbangunan infrastruktur harus berdampak kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dan juga pertumbuhan ekonomi," katanya.