Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Saat ini eskalasi baru yang dipicu kebijakan Trump berdampak lebih luas dan jauh lebih signifikan. Kenaikan tarif ini jelas akan berdampak, baik ke pasar keuangan maupun sektor riil. Dampaknya risiko resesi global di tahun ini meningkat tajam,” kata AHY di acara Yudhoyono Institute di Sahid, Jakarta Selatan pada Minggu (13/4).
Lebih lanjut AHY bilang akibat dari tarif baru ini akan membawa dunia ke dua arah yang berbeda. Arah pertama adalah akan lahirnya blok ekonomi baru yang akan menjauhi dominasi AS dengan perlawanan kolektif.
“Yang kedua, jika kebijakan ini terbukti efektif maka dunia justru akan semakin tunduk pada satu kekuatan yang semakin hegemonik, yaitu Amerika Serikat,” ujarnya.
AHY mengungkap berdasarkan data dari WTO dan IMF perang dagang sebelumnya tahun 2018 hingga 2020 telah mengakibatkan penurunan volume perdagangan dunia sebesar 3 persen dan menyumbang pada penurunan PDB global sekitar 0,8 persen
ADVERTISEMENT
“Unfortunately, this is not an April Mop. This is not a hoax. Ini adalah fakta baru dunia,” kata AHY.
Untuk itu AHY mengapresiasi langkah diplomasi yang dipilih oleh pemerintah. Untuk ini AHY menyebut Presiden Prabowo Subianto sudah menjalankan ‘dual track diplomacy’ lewat mengirim tim diplomasi ke AS dan berkomunikasi dengan pemimpin ASEAN mengenai dampak tarif.
“Inilah wajah diplomasi strategis yang adaptif dan juga tanggap diplomasi yang tidak reaktif tapi juga tidak pasif,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal perlunya memperkuat struktur ekonomi domestik ketika ekspor sedang menghadapi tekanan yang serius. Hal ini bisa dilakukan dengan menjaga daya beli masyarakat serta stabilitas harga.
“Di samping itu, kita juga harus terus mendatangkan investasi untuk melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan,” kata AHY.
ADVERTISEMENT
Selain itu, AHY juga mendorong agar tantangan tersebut dapat menjadi peluang dengan transformasi ekonomi seperti mempercepat hilirisasi dan digitalisasi serta mengembangkan ekonomi hijau termasuk energi terbarukan.
Dalam menghadapi tarif baru Trump, AHY juga melihat Indonesia perlu melakukan diversifikasi pasar ekspor ke wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi.
“Kita harus aktif mengembangkan perdagangan di sejumlah kawasan potensial seperti Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dan negara-negara global south lainnya, bersama mitra-mitra strategis Indonesia harus terus memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang tidak diskriminatif dan juga saling menguntungkan,” ujarnya.