Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
AHY Rayu Investor Saham Bantu Danai Proyek Infrastruktur
28 November 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY ) meminta dukungan investor pasar modal untuk ikut mendanai proyek-proyek infrastruktur.
ADVERTISEMENT
AHY mencontohkan salah satu instrumen atau wadah bagi investor pasar modal mendanai proyek infrastruktur yakni Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).
"Pasar modal punya peran yang sangat penting dan kita ingin melibatkan berbagai perusahaan, institusi, termasuk partisipasi masyarakat melalui pasar modal. Ada DINFRA misalnya, ada juga skema-skema yang lainnya," ujarnya saat acara Economic & Capital Market Outlook 2025 di BEI, Kamis (28/11).
"Silakan bapak ibu sekalian kalau ini menjadi bagian yang baik untuk sama-sama kita berkontribusi pada pembangunan nasional. Mari kita lakukan itu bersama-sama," imbuh AHY.
ADVERTISEMENT
AHY menuturkan, arahan Presiden Prabowo Subianto yakni pembangunan infrastruktur ke depannya bisa lebih tepat sasaran dan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah.
Dia mengakui tantangan saat ini adalah kesenjangan atau ketidakmerataan pembangunan infrastruktur yang masih cenderung berpusat di Pulau Jawa. Dia berharap masalah ini bisa tuntas di masa pemerintahannya.
"Kalaupun tetap ada kesenjangan, jangan terlalu jauh gap itu. Pembangunan selama ini memang difokuskan di Pulau Jawa karena memang jumlah penduduknya paling besar. Tapi setiap warga negara harus merasakan arti dan manfaat dari kemerdekaan," tutur AHY.
Tantangan selanjutnya adalah keterbatasan sumber daya, termasuk dari sisi finansial untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur yang biasanya memang membutuhkan anggaran jumbo.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap jangan sampai dari keterbatasan anggaran tadi kemudian pembangunannya tidak tepat sasaran, tidak efisien," tegas AHY.
Dia mencontohkan, pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran seperti pembangunan bandara yang megah namun utulisasinya tidak optimal.
"Misalnya, bandara dibidikan bagus, besar, megah, tapi setelah jadi, utilisasinya tidak optimal, penggunanya tidak banyak, maskapai penerbangan tidak datang ke sana. Akhirnya tidak optimal bahkan bisa dikatakan membazir padahal biaya pembangunannya triliunan rupiah," kata AHY.
"Apakah karena perencanaannya kurang matang atau kurang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik atau dalam pembangunannya juga ada kebocoran-kebocoran dan permasalahan-permasalahan lainnya," ujarnya.
Ditemui terpisah, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan industri pasar modal sangat siap untuk mendukung rencana pembangunan pemerintah, termasuk rencana pembangunan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
"Seperti tadi dalam diskusi dengan Pak Menko, kami sampaikan kalau di pasar modal sudah ada instrumen dana investasi infrastruktur atau DINFRA, tentu kalau kolaborasi ini bisa ditingkatkan, akan mempercepat target-target pertumbuhan ekonomi kita," tuturnya.
Selain DINFRA, Jeffrey juga membuka potensi kolaborasi dan instrumen lainnya untuk pembangunan infrastruktur. Misalnya, melalui IDX Carbon yang bisa potensial menjadi sumber pendanaan.
"Tidak tertutup kemungkinan melalui instrumen-instrumen lain, misalnya juga kalau ada proyek-proyek hijau yang bisa dibiayai nanti dengan menerbitkan unit karbon, itu kan juga bisa dilakukan. Jadi tidak hanya DINFRA, tapi di situ ada unit karbon, kemudian misalnya fundraise melalui ekuitas seperti biasa, atau surat utang yang secara tradisional, ataupun melalui kelas-kelas aset baru," kata dia.
ADVERTISEMENT