Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berencana membiayai proyek satelit swasta di Indonesia. Tak hanya itu, bank infrastruktur dan investasi yang dibentuk dan diinisiasi tahun 2016 itu bakal membiayai proyek kelistrikan di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Untuk proyek satelit, AIIB akan menyalurkan pinjaman sebesar USD 150 juta atau setara Rp 2,1 triliun dari total nilai proyek USD 500 juta. Pemilik proyek adalah perusahaan swasta bernama PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT). Proyek satelit tersebut nantinya akan digunakan untuk meningkatkan konektivitas komunikasi dan internet di pedesaan serta mampu meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Vice President and Chief Administration Officer AIIB, Luky Eko Wuryanto saat berbincang dengan kumparan di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (3/1).
"Ada pembiayaan satelit. PSN, itu mau pinjem AIIB. Kalau mereka dapat uang dari AIIB, itu bisa luncurkan yang kedua (satelit)," sebutnya.
Mantan Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian tersebut menyebut proyek kelistrikan juga bakal dibiayai AIIB di Indonesia. Infrastruktur kelistrikan di Indonesia dipandang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya. Di saat bersamaan, kebutuhan pembiayaan tak sedikit, sehingga AIIB bakal membantu. Salah satu proyek yang dalam waktu dekat bakal dibiayai adalah proyek jaringan distribusi listrik sepanjang 17.000 kilometer (km) dan instalasi listrik 1.500 MVA dengan kebutuhan dananya USD 1,05 miliar. Di mana, PT PLN (Persero) akan membiayai USD 550 juta dan AIIB akan memberikan pinjaman sebesar USD 500 juta. Pemerintah Indonesia nantinya akan bertanggung jawab sebagai penjamin.
ADVERTISEMENT
"Kalau bisa dialiri (dari Sumatera) ke Jawa, Bali, (dan Nusa Tenggara). Itu kan butuh kabel bawah laut dan transmisi. (Kemudian) gara-gara blackout kemarin (Agustus 2019), kebutuhannya soal transmisi muncul," tambahnya.
Selain itu, AIIB berencana memberi pinjaman lunak kepada Bank Mandiri. Luky menyebut hingga saat ini, AIIB telah menyalurkan pinjaman untuk 5 proyek di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan infrastruktur perkotaan dan pariwisata di Mandalika, Lombok NTB. AIIB menyalurkan pembiayaan ke Mandalika hingga USD 248,39 juta.
"Terus ada PT SMI. Dia SMI pinjem, itu di-sub loan ke Pemda. SMI itu ambil komisi karena pengelola pembiayaan. Kemudian ada kampung improvement. Kita bank bagi-bagi area dengan IDB dan ADB. Kemudian ada proyek) revitalisasi saluran irigasi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Keluarkan Pinjaman dalam Mata Uang Lokal
Meski diinisasi oleh pemerintah China, AIIB memiliki fungsi profesional. Total anggota AIIB telah mencapai 102 negara. Pembiayaan dan analisa proyek dilakukan secara prudent, mirip dengan standar di Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Bedanya, AIIB belum masuk ke dalam pembiayaan seperti program loan dan kajian bersifat grand design seperti mengkaji kebijakan.
"Ada istilah, keterlibatan (AIIB) itu lebih ke downstream atau jelang proyek. Kalau Bank Dunia dan ADB itu upstream, itu menentukan mulai dari policy seperti apa," kata Luky.
Namun, AIIB memiliki keunggulan lain. AIIB mulai mengeluarkan pembiayaan dalam bentuk mata uang lokal seperti rupiah hingga rupee. Pembiayaan dengan rupiah misalnya dapat mengurangi risiko volatilitas mata uang yang dapat merugikan debitur/peminjam. Neraca transaksi berjalan pemerintah juga lebih sehat. Bahkan AIIB siap memberikan pinjaman kepada pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini ada mata uang lokal seperti rupee, rupiah. Harapannya ada rupiah, pemerintah daerah mau pinjam. Jadi enggak ada volatilitas exchange rate. Tapi Pemda harus ikutin standar kita," sebutnya.
Selain itu, AIIB siap membantu pembiayaan dan studi pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur. Namun, Luky tak bisa berbicara banyak karena studi atau grand desain pembangunan ibu kota baru belum berwujud utuh sehingga AIIB belum dapat masuk secara dalam.
"Kita cuma bank, kalau diminta bantuan kita bantu. (Tapi) AIIB terlibat nanti-nanti. Kalau sekarang belum ada fix plan. Ini baru desain," tegasnya.