AIIB Beri Utang Rp 2,1 T untuk Pembangunan Proyek Satelit Multifungsi RI

12 Agustus 2021 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satelit Nusantara Dua yang digarap Great Wall Industry Corporation, di Beijing, China. Foto: PSN
zoom-in-whitePerbesar
Satelit Nusantara Dua yang digarap Great Wall Industry Corporation, di Beijing, China. Foto: PSN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Direksi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) telah menyetujui pemberian utang atau pendanaan pada Proyek Satelit Multifungsi di Indonesia sebesar USD 150 juta dolar atau sekitar Rp 2,1 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS). Pendanaan ini melalui skema public private partnership (PPP).
ADVERTISEMENT
Dana tersebut nantinya akan digunakan AIBB bekerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT) untuk mengembangkan, meluncurkan, dan mengoperasikan satelit telekomunikasi yang akan memfasilitasi konektivitas bagi sekitar 45 juta masyarakat di wilayah paling terpencil di Indonesia.
“Ini merupakan program pengembangan infrastruktur berbasis satelit pertama yang didanai oleh AIIB, yang akan meningkatkan konektivitas masyarakat Indonesia sebagai salah satu anggota AIIB, agar dapat menjalin komunikasi hingga ke pelosok nusantara,” ujar AIIB Principal Investment Officer Asim Rana dalam AIIB Media Round Table, Kamis (12/8).
Asim menjelaskan pendanaan satelit ini selaras dengan misi pendanaan infrastruktur untuk masa depan atau Infrastructure for Tomorrow. Yaitu sebuah misi untuk membuat masyarakat yang ada wilayah terpencil dapat terhubung dengan dunia luar. Menurut Asim, keterhubungan ini akan membuka akses bagi pengetahuan, peluang perdagangan, peningkatan layanan kesehatan dan mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Adapun proyek ini dilaksanakan dalam bentuk kemitraan inovatif public private partnership antara sektor publik yaitu pemerintah Indonesia dengan sektor swasta melalui dukungan AIIB. Bentuk kerja sama dalam bentuk PPP tersebut dinilai sangat penting dalam kesuksesan proyek ini. Sebab pemerintah Indonesia akan bertindak sebagai pelanggan tunggal dan memberikan dukungan dalam menyediakan lisensi, pembebasan lahan, konstruksi, dan insentif pajak.
“Dukungan dan jaminan Pemerintah Indonesia terhadap PPP ini menjadi sangat penting bagi keberlangsungan proyek, mengingat skala dan total biaya proyek ini mencapai sebesar USD 540 juta dolar,” ujar Asim.
Adapun saat ini, satelit tersebut sedang diproduksi oleh Thales Group di Prancis dan akan memiliki kapasitas 150 Gbps dengan frekuensi Ka-Band. Nantinya PSNT akan bertanggung jawab untuk mengawasi pembangunan dan peluncuran satelit, memastikan orbit satelit, mendapatkan lokasi gateway dan stasiun bumi, mendapatkan asuransi dan mengoperasikan, serta memelihara satelit, serta stasiun gateway dan bumi.
ADVERTISEMENT
Asim merinci, proyek ini nantinya dapat memberi inklusi digital bagi para siswa di sekitar 94 ribu sekolah melalui pembelajaran daring, meningkatkan konektivitas bagi 3.700 pusat kesehatan, dan menghubungkan 3.900 pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Asim optimistis bahwa konektivitas berbasis satelit merupakan satu-satunya pilihan teknologi yang memungkinkan masyarakat di remote area mendapatkan akses komunikasi. “Pentingnya proyek ini karena infrastruktur merupakan salah satu pendorong utama upaya pengentasan kemiskinan,” tandasnya.