Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Airlangga & Sri Mulyani Bawa Kabar Terbaru Nego Tarif Impor AS, Ini Poin-poinnya
26 April 2025 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani tengah menjalani proses negosiasi dengan Amerika Serikat mengenai penerapan tarif resiprokal. Adapun hasil pertemuan awal tersebut dinilai cukup positif.
ADVERTISEMENT
Berikut poin-poin penting pertemuan negosiasi antara Indonesia dan AS sejauh ini, Sabtu (26/4).
AS Hargai Indonesia yang Gerak Cepat untuk Negosiasi
Dalam perundingan dagang itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump cenderung memberi keuntungan lebih kepada pihak-pihak yang sigap dan proaktif dalam berunding, dan AS biasanya menghargai the first mover yang akan diberikan keuntungan.
“Bahwa Indonesia mendapatkan advantage sebagai early mover, itu disampaikan oleh Scott Bessent,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (25/4).
Sikap Indonesia dalam posisi tawar dinilai lebih baik di tengah upaya penyeimbangan neraca perdagangan yang sedang dilakukan AS dengan mitra-mitra dagangnya.
Indonesia Buka Akses untuk Operator Pembayaran Asing
Sebelumnya, AS menyoroti sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai hambatan perdagangan dan menyoroti minimnya keterlibatan perusahaan asing saat penyusunan aturan QRIS dan hambatan kompatibilitas dengan sistem pembayaran global.
ADVERTISEMENT
Airlangga menegaskan Indonesia tetap memberikan ruang bagi pelaku global untuk terlibat, dan tidak ada perubahan kebijakan terkait perlakuan terhadap operator asing dalam sistem pembayaran nasional.
“Indonesia sebetulnya terbuka untuk para operator luar negeri termasuk Master atau Visa,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (25/4). Ia juga menegaskan bahwa regulasi yang berlaku tidak bersifat diskriminatif, dan kerja sama tetap terbuka bagi pelaku asing selama mereka bersedia mematuhi ketentuan yang ditetapkan di Indonesia.
Tambahan Impor Migas AS Belum Bersifat Final
Indonesia menawarkan tambahan impor komoditas strategis AS seperti minyak dan gas (migas) serta produk pangan. Namun, Airlangga menegaskan bahwa skema tawaran Indonesia tersebut belum bersifat final.
“(Tawaran) itu masih merupakan hal yang dinamis. Jadi, bukan posisi yang statis,” ujar Airlangga.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan bahwa daftar spesifik produk pertanian dan migas yang akan diajukan masih dalam tahap pembahasan. Rincian tersebut akan disampaikan pemerintah setelah tercapainya kesepakatan final.
Mangga Dua Tidak Masuk Pembahasan Negosiasi
Airlangga menyatakan bahwa isu kawasan Mangga Dua yang sempat disorot AS dalam laporan National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers 2025 tidak masuk dalam agenda negosiasi itu.
“Tidak ada pembahasan soal Mangga Dua, jadi ini tidak ada detail inti,” ucap Airlangga.
Ia menyampaikan bahwa inti dari negosiasi antara Indonesia dan AS terletak pada upaya memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, bukan pada isu-isu sektoral yang dianggap bukan prioritas strategis saat ini.
Pemerintah juga menitikberatkan perhatian pada pengembangan industri nasional, antara lain melalui dorongan terhadap inovasi teknologi, pemanfaatan energi hijau, peningkatan kualitas SDM, serta perluasan akses ke pasar global.
ADVERTISEMENT