Airlangga Apresiasi Dukungan Selandia Baru untuk KTT ASEAN 2023 di RI

18 November 2022 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Airlangga saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan bilateral dengan New Zealand bersama Menseskab dan Wamendag yang digelar di Bangkok, Thailand, Jumat, (18/11/2022). Foto: Dok. Kemenko Ekonomi
zoom-in-whitePerbesar
Menko Airlangga saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan bilateral dengan New Zealand bersama Menseskab dan Wamendag yang digelar di Bangkok, Thailand, Jumat, (18/11/2022). Foto: Dok. Kemenko Ekonomi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan apresiasi atas dukungan dari Selandia Baru untuk kepemimpinan ASEAN di Indonesia pada tahun depan. Airlangga mengucapkan terima kasih atas sikap dan dukungan dari New Zealand tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Airlangga saat mendampingi Presiden Jokowi dalam Pertemuan bilateral dengan Selandia Baru bersama Menseskab Pramono Anung dan Wamendag Jerry Sambuagyang digelar di Bangkok, Thailand,
"Pembahasan dukungan New Zealand (Selandia Baru) kepemimpinan Asean di Indonesia 2023," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (18/11).
Dalam kesempatan itu, dia juga berterima kasih atas apresiasi hasil dari penyelenggaraan KTT G20 di Bali baru-baru ini. Hal ini termasuk soal dukungan pengembangan energi terbarukan geothermal yang potensial di Indonesia juga pengembangan green hydrogen.
Atas dasar itu, pimpinan Partai Golkar ini mengajar para Menteri Negara APEC untuk dapat meningkatkan kualitas investasi ekonomi hijau dan mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi. Menurutnya, APEC perlu membentuk mekanisme pembiayaan untuk mendukung implementasi transisi hijau di ekonomi anggota.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri, menurut dia, membutuhkan sekitar USD 322,8 miliar untuk mencapai target National Determined Contribution (NDC) 2030, sehingga diperlukan mekanisme pembiayaan yang inovatif, termasuk dari sektor privat, komunitas internasional, atau bauran pembiayaan lainnya.
Terkait mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi, ia menyampaikan bahwa ekonomi berkembang menghadapi keterbatasan kapasitas institusional dan kurangnya akses terhadap teknologi hijau.
Ia menekankan pentingnya APEC sebagai incubator of ideas untuk menggalang kerja sama konkret dalam mendukung pertukaran pengetahuan dan informasi, serta kolaborasi riset untuk mendukung transisi hijau yang merata di antara ekonomi APEC.
Selain itu, dia juga menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Bio-Circular Growth (BCG) Economy Model dan mengajak ekonomi APEC untuk berkolaborasi.
“Model ekonomi BCG sangat relevan dengan adanya berbagai tantangan di depan. Model ekonomi ini tidak hanya dapat mendukung kebutuhan ekonomi saat ini, tetapi juga mendukung keberlangsungan generasi masa depan kita,” ujarnya.
ADVERTISEMENT