news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Airlangga Beberkan Suksesnya Kartu Prakerja: Sasar Lebih dari 90 Juta Peserta

10 Februari 2023 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat ditemui kumparan di kantornya, Kamis (26/1/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat ditemui kumparan di kantornya, Kamis (26/1/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Program Kartu Prakerja tahun 2023 ini modelnya akan kembali ke skema normal, bukan skema bantuan sosial (bansos) seperti yang berjalan selama pandemi COVID-19 lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara eksklusif bersama kumparan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap suksesnya program pemerintah ini membantu banyak masyarakat.
Saat terjadi pandemi COVID-19, program Kartu Prakerja disesuaikan menjadi semi bansos. Saat itu, pemerintah memberikan program pendidikan senilai Rp 1 juta dan bansos senilai Rp 600 ribu per penerima untuk 4 bulan.
"Dan pada waktu launching timnya hanya 15 orang. Namun terus kita bangun seperti membangun startup, dan Alhamdulillah ini sudah berhasil diakses lebih dari 90 juta di 514 kabupaten kota dan pesertanya yang sudah menjalani ini sampai dengan gelombang kemarin sampai 16 juta orang," kata Airlangga.
Bantuan tersebut diberikan pemerintah kepada penerima berupa e-wallet. Airlangga mengatakan, lebih dari 80 persen penerima manfaat tidak pernah memiliki rekening perbankan sehingga hal ini sekaligus untuk meningkatkan inklusi keuangan. Langkah pemerintah ini, mendapat apresiasi dari global.
ADVERTISEMENT
"Dan program ini satu-satunya yang tidak ada perantaranya. Tidak melalui KL (Kementerian/Lembaga) tidak melalui apa. Jadi langsung dari government dari pemerintah to the people. Jadi G to P. Ini menjadi program yang mendapatkan apresiasi baik dari UNDP maupun World Bank," tegas dia.
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Transformasi dari Skema Pelatihan ke Bansos
Airlangga mengungkap, mulanya program Kartu Prakerja ini coba digagas Presiden Jokowi pada November 2019 silam sebagai program pelatihan dan peningkatan skill untuk pekerja di masa depan.
"Pada saat terjadi pandemi diumumkan di bulan Januari dan masuk Indonesia di bulan Maret 2020, Bapak Presiden meminta program ini menjadi program semi bansos untuk perlindungan sosial," jelas Airlangga.
Alasan lainnya, adalah adanya ketidakakuratan data yang dimiliki oleh masing-masing kementerian. Agar bantuan pemerintah bisa sampai di semua masyarakat yang tidak terdata di kementerian tersebut, pemerintah membuat program berbasis digitalisasi yang inklusif.
ADVERTISEMENT
"Nah satu satunya bisa dengan aplikasi Kartu Prakerja. Jadi Kartu Prakerja diubah menjadi semi bansos," kata Airlangga.
Adapun program Kartu Prakerja tahun 2023 akan dilakukan dengan skema normal seperti sebelum Pandemi COVID-19, bukan lagi bansos. Pemerintah telah menyiapkan dana Rp 4,37 triliun tahun ini. Sasarannya adalah 1 juta penerima manfaat.
Selain itu, pelatihan program Kartu Prakerja tahun ini akan diselenggarakan offline dengan biaya pendidikan mencapai Rp 3-3,5 juta per orang, serta waktu pelatihannya yang lebih lama hingga 15 jam.
Buah Manis Prakerja: Selamatkan Korban PHK & Lahirkan Pengusaha
Bagai game changer di masa kritis, Airlangga membeberkan bagaimana program Kartu Prakerja dapat membantu masyarakat. Salah satu contohnya, seorang satpam korban PHK di Manado mampu meningkatkan skill-nya sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan formal.
ADVERTISEMENT
"Dia mengikuti pelatihan Kartu Prakerja mengambil course terkait digital communication, kemudian setelah dia mendapatkan pelatihan dan sertifikat Kartu Prakerja, bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi. Sekarang dia sudah bekerja secara formal," terang Airlangga.
Selain itu, banyak penerima manfaat Kartu Prakerja yang menjadi pengusaha. Airlangga mengatakan, banyak di antara mereka mengambil pelatihan barista dan membuka usaha kedai kopi mereka.
"Dan mereka mulai di Kartu Prakerja. Kemudian setelah mereka membuka sendiri itu bisa dilanjutkan dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat. Jadi banyak KUR itu menyambung terhadap mereka yang bergerak di sisi entrepreneurship," ujarnya.