Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Airlangga Buka IPOC 2024: Industri Sawit Buka Lapangan Kerja bagi Jutaan Orang
7 November 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sektor industri sawit punya peran signifikan terhadap sektor perekonomian. Ini disampaikan kala membuka Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Airlangga, sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar, Indonesia memiliki peran besar dalam produksi biofuel, pangan dan industri oleokimia, produksi minyak sayur dunia. Indonesia berkontribusi terhadap sekitar 23 persen produksi minyak nabati dunia dan 58 persen minyak sawit dunia.
"Sebagai tambahan untuk menjadi income nasional industri kelapa sawit menyediakan pekerjaan bagi jutaan orang. Jutaan orang bergantung pada industri kelapa sawit," ujar Airlangga dalam video sambutannya, Kamis (7/11).
Airlangga mengatakan, pemerintah berkewajiban untuk memastikan industri ini beroperasi secara berkelanjutan, efisien dan kompetitif. Kebijakan Indonesia pada bidang pangan dan energi, lanjutnya, berfokus untuk mengurangi ketergantungan impor dan mendukung ketahanan ekonomi.
Kebijakan pangan pemerintahan Presiden Prabowo fokus pada bahan pokok seperti padi, kedelai, dan kelapa sawit. Lalu kebijakan biodiesel berfokus mengurangi ketergantungan impor bahan bakar fosil dan mendukung keberlanjutan sembari menyokong industri kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun 2025, akan ditingkatkan menjadi B40 untuk pemanfaatan pada kendaraan dan industri," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebut produksi sawit Indonesia tahun 2023 sebesar 47,08 juta ton. Sebesar 10,2 juta ton untuk keperluan pangan domestik, 2,3 juta ton untuk industri oleokimia, 10,6 juta ton untuk biodiesel dan 23,98 juta ton untuk ekspor.
"Industri kelapa sawit juga menyediakan 16 juta lapangan pekerjaan, termasuk petani skala kecil dari berbagai penjuru Indonesia," tuturnya dalam IPOC ke-20 itu.
Sudaryono mengatakan, untuk meningkatkan produksi kelapa sawit, pemerintah menerapkan program penanaman kembali untuk petani kecil, yang harus diimplementasikan menggunakan varietas unggul. Program ini menargetkan 120 ribu hektare per tahun dengan dana hibah dari pemerintah Indonesia sebesar Rp 60 juta per hektare. Ini telah dimulai sejak tahun 2017 dan dinikmati oleh 365 ribu ha lahan petani kecil.
ADVERTISEMENT
Kedua, dukungan kepada perusahaan perkebunan untuk meningkatkan hasil, dengan mengimplementasikan praktik pertanian yang lebih baik dengan varietas unggul. Ketiga, industri kelapa sawit dikritisi karena menyebabkan deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati dan emisi gas rumah kaca.
"Indonesia merespons dengan sistem sertifikasi ISPO dan kebijakan perubahan penggunaan lahan yang lebih ketat," tuturnya.
Keempat, inisiatif peningkatan hasil dengan penekanan pada manajemen agrikultur, material tanam unggul dan perbaikan teknik panen.
"Strategi terakhir adalah investasi pada riset dan pengembangan untuk menghasilkan bibit unggul, varietas yang kebal penyakit dan mengembangkan pupuk yang efisien dan ramah lingkungan," sambungnya.