Airlangga Buka Suara soal Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas Jadi Rp 7.500

16 Juli 2024 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Selasa (16/7/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Selasa (16/7/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara soal isu pemangkasan anggaran makan siang gratis dari Rp 15 ribu per anak menjadi Rp 7.500 per anak.
ADVERTISEMENT
Airlangga menjelaskan, anggaran makan siang gratis di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) masih Rp 15 ribu per anak. Namun, ia mengatakan besaran anggaran tersebut masih fleksibel alias bisa berubah.
“Dalam RAPBN masih sama, namun implementasi punya fleksibilitas,” kata Airlangga di kantornya, Selasa (16/7).
Sebelumnya, Ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengaku sudah bertemu dengan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran. Dalam pertemuan tersebut, Tim Prabowo masih mengkaji tentang penurunan biaya makan bergizi di kisaran Rp 7.500 per anak hingga Rp 9.000 per anak. Adapun total anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk makan siang gratis tahun depan sebesar Rp 71 triliun.
Simulasi makan siang gratis di SMPN Curug 2, Kamis (29/2/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
“Yang menurut saya menarik adalah setelah dikomunikasikan angka itu Rp 71 triliun. Kemudian tugasnya presiden terpilih ke tim ekonominya itu memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin lebih hemat dari Rp 15 ribu mungkin ke Rp 9 ribu-Rp 7.500 kah?” kata Heriyanto dalam acara Market Outlook 2024, Selasa (16/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, anggaran sebesar Rp 71 triliun terbatas. Dalam hal ini, pemerintah Prabowo-Gibran tidak akan menaikkan anggaran makan bergizi.
“Di dalam keterbatasan itu, keterbatasan di dalam Rp 71 triliun itu, tidak kemudian mendorong ke Rp 200 triliun atau Rp 300 triliun,” ungkapnya.