Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Airlangga: Potensi 'Gudang Bawah Tanah' RI untuk Serap Karbon Terbesar di Dunia
24 September 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pasar karbon Indonesia berpotensi jadi yang terbesar di dunia dengan banyaknya carbon capture utilization and storage (CCUS) yang dibangun. Mulai dari Arun di Aceh, Teluk Bintuni di Papua, di Maluku Utara, dan di Blok Cepu di Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Karbon yang sebelumnya dilepaskan ke udara dari kegiatan seperti pengeboran hulu migas, akan dimasukkan atau ditimbun di dalam tanah seperti gudang bawah tanah agar bisa mengurangi emisi.
Untuk di Arun saja, kata dia, kapasitas karbon yang bisa ditimbun sekitar 30 juta ton per tahun, sedangkan kita punya emisi 778 juta ton. Maka dalam waktu 25 tahun, kita bisa menyerap seluruh karbon yang ada, hanya dari 1 CCUS.
"Kita punya CCUS di Teluk Bintuni, di Malut, lalu ada juga di Cepu, bisa kita masukkan. Jadi ware house atau 'gudang bawah tanah' ini di Indonesia salah satu yang terbesar," katanya dalam acara Green Initiative kumparan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).
Saat ini harga pasar karbon di Indonesia USD 25-32 per ton. Karena itu, pemerintah perlu mendorong regulasi yang jelas berapa karbon yang bisa diserap dari pasar internasional dan yang di domestik.
ADVERTISEMENT
Kalau aturan itu bisa diterapkan dengan jelas, menurut dia, masalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang selama ini selalu dikeluhkan karena menghasilkan emisi besar akibat pembakaran batu bara, bisa disiasati.
"Misalnya kita tarik (PLTU) dengan pembakaran blue amonia atau karbonnya dilikuifasikan dimasukkan ke dalam tanah. Dengan itu Indonesia bisa selesaikan net zero emission," katanya.
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini