Airlangga: Produk Tekstil dan Alas Kaki Masih Bisa Dinegosiasikan ke AS

8 April 2025 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menyatakan sektor alas kaki dan pakaian masih bisa dinegosiasikan kepada Amerika Serikat. Ini berkenaan dengan kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
ADVERTISEMENT
“Pakaian dan alas kaki, ini bukan sesuatu yang strategis bagi Amerika. Jadi masih terbuka ruang untuk negosiasi,” ungkap Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (8/4).
Bahkan, sejumlah perusahaan besar seperti Nike disebut telah meminta pertemuan daring dengan pemerintah Indonesia, “Kemarin Nike dan beberapa perusahaan sudah minta untuk Zoom langsung dengan kami. Kami akan respons,” tutur Airlangga.
Airlangga juga melihat ada peluang bagi Indonesia untuk mengambil alih pangsa pasar dari negara pesaing seperti China, Vietnam, Kamboja, dan Bangladesh. Sebab, tarif yang dikenakan AS ke negara-negara tersebut lebih tinggi dibanding Indonesia.
“Vietnam lebih tinggi, jadi ada alasan kita replace. Dengan tawaran kita, ini jadi peluang dan harus cepat tingkatkan kapasitas dan efisiensi,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Harga jual rata-rata sepatu buatan Indonesia saat ini berada di kisaran USD 15-20 per pasang. Untuk pakaian, angkanya juga relatif sama. Dengan kondisi itu, Airlangga menilai dampak dari kebijakan tarif Trump tidak akan seberat yang sebelumnya dikhawatirkan.
Kemudian, beberapa komoditas juga dikecualikan dari bea masuk tinggi. “Emas, tembaga, dan furnitur, copper dan gold tidak dikenakan bea masuk tinggi karena mereka (AS) juga punya investasi di sini,” jelas Airlangga.