Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Airlangga Rapat dengan Sri Mulyani, Bahas Perbaikan Sistem Ekspor-Impor
12 Desember 2024 21:13 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar Rapat Koordinasi mengenai Indonesia National Single Window (INSW) di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Kamis (12/12).
ADVERTISEMENT
Rapat ini dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani juga Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S.A Cahyanto juga perwakilan dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Investasi, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Airlangga mengatakan dalam rapat ini ada beberapa kementerian dan lembaga yang mengajukan untuk memiliki unit khusus National Single Window.
“Tadi kan kita bahas mengenai Indonesia National Single Window. Nah itu tadi ada beberapa yang minta untuk terus disiapkan masing-masing kementerian dan lembaga untuk punya unit khusus,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta Kamis (12/12).
Tujuannya agar dengan satu input bisa menjangkau seluruh kementerian atau lembaga. “Terutama ini terkait dengan kegiatan impor maupun ekspor maupun dari segi perizinan. Kemudian terkait dengan biaya cukai juga,” tambah Airlangga.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan, dalam rapat ini juga dia mendapatkan laporan tentang perkembangan jumlah pelabuhan untuk impor dan ekspor yang mengalami akses lebih besar atau mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya.
Di sisi lain, rapat ini juga membahas mengenai integrasi INSW dengan sistem halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Kemudian juga integrasi dari sistem halal kepada INSW di mana diperlukan secara teknis itu data center di BPJPH. Untuk betul-betul datanya aman dan secure sehingga bisa di traceability-nya ada,” terangnya.
Selain itu ada juga integrasi antara Badan Karantina (Barantin). Dia melihat adanya perbaikan kinerja Barantin setelah menjadi lembaga tersendiri.
“Dari segi prosesnya sudah ada service level agreement di mana rata-rata tadi masih sekitar 6,5 jam. Nah tentu dengan digitalisasi kita berharap proses-proses itu lebih cepat,” ujar Airlangga.
ADVERTISEMENT
Untuk sektor ekspor, Airlangga menjelaskan akan memasukkan nikel dan timah ke dalam Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian dan Lembaga (Simbara). Kemudian, nantinya Simbara ini juga akan jadi bagian dari INSW.
“Kemudian untuk proses daripada ekspor utama Indonesia di mana Simbara itu selain batubara akan dimasukkan untuk nikel dan timah. Yang penting kan semuanya INSW, simbara juga masuk di dalam INSW,” tuturnya.
Selain itu, Airlangga juga menyebutkan INSW ini juga akan terintegrasi dengan sistem yang mengurusi kelapa sawit.
“Terkait dengan kelapa sawit di (Kementerian) Perindustrian, ya dia kan sudah ada yang sistem terintegrasi minyak goreng. Nah itu kita minta diintegrasikan dengan e-trade dan masuk di dalam sistem INSW,” katanya.
Airlangga berharap dengan sistem yang lebih terintegrasi ini, Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN dan Afrika. Sebab, menurut dia meskipun sistem ini kompleks, namun INSW berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dia menargetkan integrasi ini bisa rampung tahun depan. Menurut dia, pemerintah banyak membidik target perampungan berbagai kebijakan ekonomi di 2025.
“Ini kan semua bergerak jadi semua kita minta sih dipercepat. Banyak target-target yang kita berharap tahun depan sudah bisa diselesaikan. Kecuali yang tadi diberikan toleransi sampai 2026 yang untuk halal,” terang Airlangga.
Airlangga juga mengeklaim, perbaikan sistem ekspor impor ini bisa meneken biaya logistik di Tanah Air menjadi single digit.
“Ini kan kemarin biaya logistik kita, transportation cost kita kan sebelumnya di atas 15 persen. Nah ini kan kita tekan untuk masuk ke single digit. Sekarang masih sekitar di 11 persen,” jelasnya.
Nantinya, penurunan logistic cost ini akan berdampak pada penurunan Icor atau Rasio Output Modal Inkremental. “Ya itu sangat berdampak, karena kita kalau nggak salah 2030-an baru kita rencanakan turun ke (angka) 8,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perbaikan dan terintegrasinya INSW ini akan meningkatkan produktivitas sektor usaha. Sebab waktu tunggu kapal di pelabuhan menjadi lebih cepat dan tidak ada lagi penumpukan barang.
“Tadi juga ada usulan untuk barang yang punya dua fungsi. Seperti ada fungsi untuk penggunaan industri, ada fungsi untuk weapon of mass destruction,” tutup Airlangga.