Airlangga: Realisasi Anggaran Pengendalian Inflasi Capai Rp 39 T per Mei 2024

14 Juni 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jumat (14/6). Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jumat (14/6). Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan realisasi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) pusat untuk pengendalian inflasi mencapai Rp 39 triliun hingga 31 Mei 2024, atau setara 29 persen dari total pagu Rp 124,16 triliun.
ADVERTISEMENT
Airlangga menyebut realisasi fiskal daerah mencapai Rp 13,56 triliun dari pagu Rp 92,87 triliun. Dari sisi fiskal pusat, dukungan kementerian dan anggaran dan lembaga terus didorong.
“Realisasi anggaran K/L sampai 31 Mei anggaran pusat untuk pengendalian inflasi sebesar Rp 39 triliun atau 29 persen dari pagu Rp 124,16 triliun,” ujar Airlangga dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jumat (14/6).
Pemerintah melakukan kesinambungan pasokan domestik sebagai kunci utama menjaga stabilitas pangan di seluruh daerah. Menurut Airlangga, pengembangan neraca pangan menjadi penting.
“Dari Badan Pangan akan mempersiapkan terkait hal kedua yaitu data pangan yang akuntabel. Dengan adanya neraca pangan, maka stabilisasi harga di daerah bisa lebih termonitor,” katanya.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang denga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Selain itu, stabilisasi harga dalam jangka pendek melalui program Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan. Airlangga mengeklaim Gerakan Pangan Murah berhasil menekan kenaikan harga terhadap harga pangan lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Inflasi bulan Mei sebesar 2,84 persen yoy relatif lebih baik dibandingkan negara G20 lainnya, antara lain Rusia sebesar 7,84 persen yoy, India sebesar 4,75 persen yoy, Australia sebesar 3,6 persen yoy, dan Amerika Serikat (AS) sebesar 3,3 persen.
“Namun kita perlu catat China dan Amerika Serikat shifting perdagangan. Di kuartal ini perdagangan Asean ke AS daripada China, ini untuk pertama kali dalam sejarah,” tutur Airlangga.
Airlangga mencermati pergeseran rantai pasok di dunia sedang terjadi. “Hanya memang (Indonesia) karena belum punya FTA, yang diuntungkan Vietnam, Thailand, dan negara lain di ASEAN. Jadi kita siapkan perdagangan dari AS,” lanjut Airlangga.