Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Airlangga Sebut Pendapatan Per Kapita RI Tembus Rp 193 Juta jika Gabung OECD
29 Mei 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pendapatan per kapita Indonesia tembus USD 12 ribu atau setara dengan Rp 193 juta (kurs Rp 16.161) per tahun, jika menjadi anggota The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD ). Artinya, rata-rata pendapatan masyarakat berada di kisaran Rp 16 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
"Roadmap pemerintah sekarang dalam 10 tahun ke depan target kita di atas USD 10 ribu. Tentu kita bisa kita target yang lebih tinggi di USD 12 ribu dalam 10 tahun ke depan," kata Airlangga dalam konferensi pers di Hotel St Regis, Rabu (29/5).
"Kemudian dalam 20 tahun ke depan kita tingkatkan lagi menjadi USD 24 sampai USD 36 ribu," imbuhnya.
Tak hanya pendapatan per kapita yang naik, produk domestik bruto (PDB ) juga ditargetkan naik 1 persen jika RI masuk menjadi anggota OECD.
Airlangga mengatakan, investasi akan mengalir deras jika Indonesia masuk keanggotaan OECD. Adapun, Indonesia masih dalam proses masuk keanggotaan OECD atau aksesi.
"Target kita tentu akan ada peningkatan selain investasi tetapi juga peningkatan daripada PDB yang bisa sekitar 1 persen. Artinya manfaat bagi dunia usaha, para pekerja, dan UMKM, itu juga akan mendorong ketahanan ekonomi nasional dan lapangan kerja," kata Airlangga.
Airlangga menekankan pentingnya menjadi anggota OECD untuk keluar dari negara middle income trap. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi negara maju atau berpenghasilan tinggi jika masuk keanggotaan ini.
ADVERTISEMENT
"Dalam roadmap pemerintah sekarang, dalam 10 tahun ke depan kita targetnya di atas USD 10 ribu. Tentu kita bisa kalau target yang lebih tinggi di USD 12 ribu dalam
10 tahun ke depan. Kemudian dalam 20 tahun ke depan kita tingkatkan lagi menjadi USD 24 ribu sampai dengan USD 30 ribu," ungkapnya.
Menurut Airlangga, Indonesia cukup beruntung karena bisa masuk aksesi OECD dalam waktu 7 bulan. Tak seperti Argentina yang harus melalui waktu selama 5 tahun.
"Bahkan untuk memperoleh aksesi saja, negara seperti Argentina, mulai dari berkirim surat sampai diterima aksesinya bersamaan dengan Indonesia itu 5 tahun. Nah Indonesia kemarin dalam 7 bulan," tegas Airlangga.