Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Airlangga soal 10 Juta Orang Belanja di LN: Barang Kita Lebih Mahal karena Pajak
18 Januari 2025 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Barang di kita itu lebih mahal daripada di tempat lain,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (17/1).
Airlangga menjelaskan, ketika barang impor masuk ke Tanah Air, masyarakat harus membeli barang tersebut dengan harga setelah dikenakan pajak .
Pajak yang dikenakan meliputi bea masuk, kemudian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh).
“Nah tentu beda antara Indonesia yang katakanlah untuk barang-barang yang masuk di mal kan kena biaya masuk 25 persen. Kemudian kena PPH, kemudian kena PPN. Jadi dibandingkan misalnya dengan Singapura. Nah itu kan nggak ada (pajak),” terang Airlangga.
Terlebih menurut Airlangga, orang pasti cenderung memilih untuk membeli barang yang lebih kompetitif dari segi harga.
Sementara, orang yang pergi ke luar negeri memiliki pilihan untuk berbelanja di luar negeri dan di dalam negeri. Hal ini yang membuat sebanyak 10 juta orang di Indonesia gemar berbelanja di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Airlangga mengatakan ada 10 juta masyarakat kelas atas alias orang kaya masih gemar belanja di luar negeri. Menurutnya, 10 juta orang tersebut memiliki daya beli yang sangat besar.
Airlangga menuturkan, fenomena ini menjadi tantangan di tengah Pemerintah berupaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Pemerintah berharap kelompok masyarakat kaya ini mau membelanjakan uangnya ke dalam negeri.
“Persoalan kita cuma satu, yaitu tier 1, sekitar 10 juta orang yang belanjanya tidak di Indonesia. Padahal, daya beli mereka sangat besar,” kata Airlangga di Hotel Mulia, Senayan, Rabu (15/1).