Airlangga soal Utang Pemerintah Meningkat: Hampir Semua Negara Mengalami

29 September 2021 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sepakat untuk melakukan burden sharing melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) III untuk mendukung pendanaan APBN pada 2021 dan 2022. Dalam kesepakatannya, BI akan melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 215 triliun pada 2021 dan Rp 224 triliun pada 2022.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, burden sharing sebagai langkah yang diperlukan di tengah pandemi COVID-19.
"Tentu harus diambil langkah extraordinary. Saya terima kasih kepada Menteri Keuangan dan Gubernur BI sudah kerja sama untuk burden sharing termasuk dalam pengadaan vaksin," ujar Airlangga dalam webinar CIMB Niaga, Rabu (29/9).
Menurutnya, tak ada negara yang memprediksi pandemi COVID-19 berjalan hampir 2 tahun. Sehingga strategi penanganan akan terus diperbaharui, termasuk burden sharing.
"Ada lembaga yang tanya tentang burden sharing. Saya sampaikan dalam pandemi, enggak ada 1 dari 215 negara yang memprediksi bahwa pandemi jalan mendekati 2 tahun," tuturnya.
Sementara terkait utang luar negeri, dia menyebut Indonesia tak sendirian. Di tengah pandemi COVID-19, utang luar negeri Indonesia memang tercatat naik. Pada akhir Juli 2021, utang Indonesia tercatat USD 415,7 miliar atau sekitar Rp 5.944 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
"Kemudian rasio utang naik 36. Namun kita enggak sendiri. Hampir semua negara rasio utang naik," kata dia.