Airlangga Ungkap Banyak Negara Tertarik Investasi Geothermal dan Waste to Energy

24 September 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan banyak negara tertarik untuk berinvestasi dalam sektor geothermal dan waste to energy di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan, 14 menteri di dunia sudah menandatangani kerangka Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). IPEF bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis aturan, serta menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi.
“Salah satu pilar (IPEF) adalah green economy. Ini juga ada pendanaan yang disediakan oleh US dan Investment Banking dan Jepang ada yang namanya Just Energy Transition Partnership atau program,” kata Airlangga dalam acara Green Initiative Conference 2024, Selasa (24/9).
“Mereka sangat minat adalah geothermal, yang kedua adalah waste to energy,” imbuhnya.
Namun, Airlangga menyebut Indonesia baru memiliki satu proyek waste to energy, yang dinilai masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah masalah tipping fee yang harus ditanggung oleh pemerintah daerah dan perjanjian off-take dengan PLN.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Airlangga menilai, kelebihan pasokan listrik di Pulau Jawa juga menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mengusung green economy. Pasalnya, kelebihan pasokan listrik bisa memberikan beban keuangan yang besar bagi negara.
“Seperti di Pulau Jawa, kita juga mendorong rooftop energy, solar cell industry. Nah ini juga challenge yang banyak karena Pulau Jawa ini oversupply 5 gigawatt,” tutur dia.
Airlangga menekankan pentingnya penyelesaian jaringan transmisi, seperti transmisi antara Jawa dan Sumatera, serta Kalimantan dan Sulawesi, agar dapat mendistribusikan energi secara efisien.
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah juga tengah membangun Nongsa Digital Park, yang akan menjadi pusat green energy untuk pengembangan teknologi digital. Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada 4 gigawatt solar yang terdaftar, dan Singapura siap menerima 2 gigawatt dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya, sangat banyak kesempatan yang bisa dilakukan. Dan saya berharap kumparan bisa terus mensosialisasikan. Kalau tidak ini kesempatan diambil oleh negara lain,” pungkasnya.