Airlangga Ungkap Sekjen OECD Tak Masalah Indonesia Daftar BRICS

4 Desember 2024 18:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Airlangga Hartarto saat penandatanganan Nota Kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil dalam Indonesia-Brazil Business Forum. Foto: Instagram/ @airlanggahartarto_official
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto saat penandatanganan Nota Kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil dalam Indonesia-Brazil Business Forum. Foto: Instagram/ @airlanggahartarto_official
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan Sekjen OECD Mathias Cormann tidak masalah rencana Indonesia bergabung dengan kelompok Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).
ADVERTISEMENT
Menurut Airlangga Sekjen OECD sudah memberikan restu Indonesia mendaftarkan keanggotaan BRICS, mengikuti jejak Brasil yang juga tengah memproses aksesi OECD.
"Sekjen daripada OECD sendiri kemarin menyatakan tidak ada persoalan dengan Indonesia masuk BRICS, karena Brasil sendiri sudah berproses di OECD selama 3 tahun," katanya saat Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12).
Selain Indonesia, kata Airlangga, Thailand menjadi negara ASEAN yang juga sama-sama berproses menjadi anggota OECD dan BRICS. Hal tersebut menandakan bahwa keputusan Indonesia ternyata diikuti oleh negara lain.
"Dan di belakang kita di negara ASEAN yang mengikuti langkah Indonesia adalah Thailand. Thailand hari ini juga berproses di OECD dan Thailand juga mendaftar di BRICS. Jadi memang langkah Indonesia diikuti oleh berbagai negara lain," jelas Airlangga.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan, Presiden Prabowo Subianto ingin agar Indonesia memiliki banyak kawan. Dia mengutip sebuah pepatah, bahwa seribu teman masih kurang, sementara satu musuh terlalu banyak.
"Oleh karena itu Indonesia sekarang juga dalam status masuk dalam proses aksesi OECD, bagaimana dengan OECD kita punya 38 kawan. Di saat yang sama kita juga berproses di BRICS," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di kantornya, Kamis (10/8/2023). Foto: Alfadillah/kumparan
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan bahwa Indonesia tetap pada rencana awal untuk bergabung dengan BRICS meski Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif hingga 100 persen bagi anggota blok tersebut yang melemahkan dominasi dolar AS.
“Masih (minat masuk BRICS), belum ada perubahan,” kata Sugiono di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
Sugiono menjelaskan, ancaman Trump terkait dedolarisasi tidak relevan dengan pembahasan dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia, Oktober lalu.
“Pada saat KTT BRICS di Kazan [Rusia] itu tidak ada pembicaraan mengenai dedolarisasi. Kalau misalnya ada statement dari presiden terpilih Amerika Serikat seperti itu, ya, yang pasti pada saat KTT kemarin tidak dibicarakan,” ujarnya.
Ancaman Trump muncul melalui unggahan di Truth Social, Sabtu (30/11), ia memperingatkan akan menerapkan tarif hingga 100 persen bagi negara-negara anggota BRICS yang mendukung dedolarisasi atau penciptaan mata uang baru yang menggantikan dolar AS.
“Kami menuntut komitmen agar negara-negara tersebut tidak melemahkan dolar AS, atau mereka harus menghadapi tarif tinggi dan kehilangan akses ke pasar AS,” tulis Trump.
ADVERTISEMENT