Akan Delisting, Emiten Salim Group (META) Yakin Bisa Moncer di Bisnis Jalan Tol

23 November 2023 20:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Informasi jalan layang MBZ di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 48, Rabu (12/4/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Informasi jalan layang MBZ di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 48, Rabu (12/4/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memandang bisnis proyek pembangunan jalan tol masih menjadi sektor yang seksi. Meskipun emiten Salim Group tersebut akan hengkang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan salah satu alasan merugi pada kuartal III 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama META M Ramdani Basri mengatakan, META akan tetap melanggengkan bisnis pembangunan jalan tol. Lantaran proyek ini berkontribusi banyak terhadap pendapatan META.
“Sudah pasti kita tertarik karena kita perusahaan infrastruktur salah satu backbone yang memberikan kontribusi besar saat ini adalah di jalan tol hampir 65 persen dari income META Nusantara,” kata Ramdani saat ditemui awak media di Mall Kasablanka, Jakarta pada Kamis (23/11).
Optimisme itu makin kuat karena META mengakuisisi Tol layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) tahun lalu, disusul dengan kongsi META melalui anak usahanya PT Marga Metro Nusantara dengan PT Adhi Karya Nusantara (ADHI), dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dalam proyek pembangunan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated Cikunir-Ulujami.
ADVERTISEMENT
“Itu juga kita buktikan dengan tahun lalu kita melakukan akuisisi MBZ, kemudian kita mendapat Cikunir-Ulujami sepanjang 21 km Tol JORR Elevated dengan investasi Rp 21 triliun,” tambah Ramdani.
Sejumlah pengendara melintasi ruas jalan layang Tol Jakarta-Cikampek II arah Cikampek, di pintu masuk kawasan Cikunir, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Ramdani juga percaya diri ke depannya perusahaan akan menjadi perusahaan infrastruktur yang cukup terpandang di Indonesia, dengan rekam jejak sebagai kontraktor jalan tol selama hampir 15 tahun.
Karenanya, META tidak akan mungkin melepas peluang bisnis ini, meskipun dana modal bakal pembangunan proyek ini cukup besar, namun akan disusul dengan cuan yang melimpah di kemudian hari.
“5 (tahun) sampai 7 tahun puasa (tidak mendapatkan keuntungan) kemudian sisanya 30 tahun lebih kita menikmati harvesting (pemanenan). Saya pikir jalan tol ini long drum bisnis, tetapi boleh juga dibilang kalau di cermati dengan baik akan menghasilkan sesuatu return yang baik,” tutup Ramdani.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya META mengumumkan rencana hengkang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menginformasikan proses delisting. Alasannya karena perseroan tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan, setelah penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue di tahun 2010 dan 2018.
Lalu kinerja keuangan per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023 yang mencatatkan META merugi, lalu META tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2018.