Akhirnya Diresmikan, Ini Respons Jokowi soal Bengkak Biaya Kereta Cepat Whoosh

2 Oktober 2023 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) bersiap menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung usai peresmiannya di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) bersiap menaiki kereta cepat Jakarta-Bandung usai peresmiannya di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh pada Senin (2/10). Meski demikian, penumpang masih digratiskan dan tiket berbayar baru akan diberlakukan mulai pertengahan Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
Alasan Jokowi ingin menggratiskan lebih lama Kereta Cepat adalah untuk melayani rakyat dengan lebih baik.
Jokowi pun membandingkan operasional KCJB dengan MRT Jakarta. Menurutnya, tarif MRT yang saat ini ditanggung penumpang masih terjangkau karena ada subsidi dari Pemprov DKI Jakarta.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Kedua dari kiri) dan Menhub Budi Karya Sumadi mendampingi Perdana Menteri China Li Qiang meninjau kesiapan operasional KCJB. Foto: KCIC
Presiden menegaskan, pelayanan masyarakat itu memang fungsi utama pemerintah. Salah satunya di sektor transportasi massal, sehingga tidak semua warga naik mobil pribadi.
"MRT supaya tahu semuanya, MRT itu subsidi dari Pemerintah DKI itu Rp 800 miliar. Itu baru satu jalur pendek. Nanti semakin panjang," ujar sesaat tiba di Stasiun Padalarang, usai menjajal Kereta Cepat Whoosh dari Stasiun Halim, Senin (2/10).
Sementara dari aspek investasi pembangunan, Jokowi menilai setiap infrastruktur transportasi punya pola kerja sama yang berbeda. Sehingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung tak bisa diperbandingkan atau disamakan satu dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
"Jadi semua seperti itu. LRT juga dicek. Hanya kita mempunyai skema yang berbeda-beda. MRT dengan Jepang, pendanaan dengan Jepang, konstruksi juga Jepang. Sementara LRT semuanya dari dalam, dari INKA, dari WIKA. Kereta cepat beda lagi skemanya. Jadi berbeda-beda," pungkas Jokowi.