news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Akibat Corona, 13,3 Juta Orang di Indonesia Butuh Pekerjaan Saat Ini

19 Oktober 2020 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung antre masuk ke bursa kerja Mega Career Expo 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (2/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung antre masuk ke bursa kerja Mega Career Expo 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (2/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Wabah corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Sebab, perusahaan tidak beroperasi optimal sehingga banyak pekerja yang kena PHK atau dirumahkan.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ada 13,3 juta orang yang saat ini butuh pekerjaan. Mereka berasal dari pengangguran yang selama ini memang belum mendapatkan pekerjaan sebanyak 6,9 juta orang dan anak muda yang baru lulus sekolah 2,29 juta orang.
"Lalu pegawai yang kena PHK korban corona sebanyak 2,1 juta yang butuh kerja plus 1,4 juta orang yang dirumahkan. Sehingga ada 13,3 juta masyarakat yang butuh kerja," kata dia dalam sambutan Capital Market Summit Expo 2020 secara virtual, Senin (18/10).
Suasana wisuda ke 159 Undip yang menggunakan robot sebagai pengganti wisudawan. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Meski begitu, roda ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 mulai membaik sehingga ada harapan untuk memberikan pekerjaan bagi 13,3 juta orang tersebut. Kata dia, hasil survei kegiatan usaha menunjukkan adanya perbaikan kinerja di kuartal III 2020 sejalan dengan ini kapasitas produksi terpakai yang mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengklaim industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan perbaikan di kuartal III 2020. Lalu, Purchasing Managers' Index atau PMI dari Bank Indonesia juga menunjukkan kinerja industri pengolahan pada level 44,9 di kuartal III 2020 dan akan terus meningkatkan di kuartal IV 2020.
"Aktivitas industri terlihat dari meningkatkan barang impor bahan baku dan barang modal di September 2020. Jadi kami optimis kinerja dunia usaha terus alami peningkatan hingga kuartal IV 2020," ujar dia.
Neraca perdagangan juga mengalami surplus USD 8 miliar di kuartal III 2020. Ini akan mendukung ketahanan di sektor eksternal.
Dari sisi pasar modal, kinerja IHSG dan nilai tukar rupiah juga menunjukkan peningkatan hingga di level 5.105 dan Rp 14,690 pada 15 Oktober 2020. Kinerja IHSG didorong peningkatan indeks saham sektoral yang mengalami pemulihan sejak penurunan di Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Kondisi pasar modal, menurut dia, juga membaik ditunjukkan menurunnya yield obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun ke level 6,7 persen per 15 Oktober 2020.