Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Masih merebaknya virus corona menyebabkan okupansi apartemen sewa di Jakarta kian lesu di kuartal kedua tahun 2020. Banyak apartemen sewa yang tak terisi.
ADVERTISEMENT
Menurut data konsultan properti Knight Frank Indonesia, tingkat keterisian apartemen sewa menurun hingga 13,2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Saat ini tingkat okupansi rata-rata hanya 59,8 persen.
"Melemahnya permintaan sebagai dampak kumulatif dari pembatalan penghuni baru dan pemutusan sewa jangka pendek," jelas Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip, dalam konferensi virtual Jakarta Property Highlight, Kamis (30/7).
Willson mengatakan sebagian besar yang masih bertahan merupakan penghuni yang menyewa untuk jangka panjang. Dari 8.341 unit apartemen yang tersedia, sebanyak 3.356 unit saat ini dalam kondisi kosong.
Selain itu, dari sisi suplai apartemen juga menurun 7 persen dari periode sebelumnya. Hal itu terjadi karena dua proyek di Jakarta Pusat memilih untuk tak menyewakan apartemen selama pandemi Covid-19 .
ADVERTISEMENT
"Dari 3 proyek yang direncanakan akan masuk ke pasar tahun ini, hanya Somerset Sudirman yang jelas menyatakan akan beroperasi pada akhir tahun," jelasnya.
Sementara dari sisi harga sewa, jelas Willson, juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 15 persen. Dengan rincian harga sewa untuk apartemen servis di CBD menurun 12 persen (YoY).
Kemudian untuk apartemen servis di prime non-CBD area turun 11 persen (YoY). Adapun tantangan yang lebih besar dihadapi apartemen sewa non-servis di CBD, dengan penurunan harga sewa mencapai 29 persen.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.