Akselerasi Kendaraan Listrik, Kemenperin Kembangkan Teknologi Swap Battery

31 Mei 2022 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier. Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier. Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengembangkan teknologi swap battery untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Langkah strategis ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk menjadi negara yang menguasai pasar kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan diintegrasi dari hulu sampai hilir. Hal ini agar para pemain penting dalam global supply chain dapat memproduksi kendaraan dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan.
Selain itu, Taufiek menjelaskan bahwa pengembangan kendaraan listrik juga diharapkan mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030. Adapun nantinya di tahun 2060 dapat digolongkan ke emisi nol atau net zero carbon.
"Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat untuk berperan dalam menanggulangi perubahan iklim dan menetapkan target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat jika mendapat dukungan internasional sebagaimana disepakati dalam Conference of Parties (COP26) di Glasgow beberapa waktu lalu,” katanya dalam keterangan, Selasa (31/5).
ADVERTISEMENT
Untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021 tentang Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Kendaraan Bermotor.
Infografik Untung Punya Kendaraan Listrik. Foto: kumparan
”Pada PP 74/2021, tarif PPnBM untuk kendaraan dengan teknologi zero emission seperti Battery Electric Vehicle (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) produksi dalam negeri akan diberikan sebesar 0 persen dengan pemenuhan persyaratan terkait pendalaman manufaktur dan/atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” ungkap Taufiek.
Di samping itu, Kemenperin telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Emisi Roda Empat Emisi Karbon Rendah. Dalam regulasi ini mengatur terkait persyaratan program LCEV seperti investasi, pendalaman manufaktur atau TKDN, serta aspek teknis kendaraan lainnya.
ADVERTISEMENT
”Patut diapresiasi bahwa para Agen Pemegang Merek (APM) berkomitmen untuk berpartisipasi dalam program LCEV,” tambah Taufiek.
Sementara itu, Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), Japanese Executing Agency, dan Indonesia R&D Institution.
“Kami memberikan apresiasi kepada semuanya atas kontribusi dan kerja samanya sehingga proyek demonstrasi sepeda motor listrik dengan teknologi swap battery dapat dilaksanakan dengan baik di tengah situasi pandemi COVID-19,” ujar Taufiek.
Tidak hanya itu saja, hasil studi proyek tersebut dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai model bisnis battery swap dan dampaknya terhadap industri kendaraan bermotor.
”Sehingga dapat dijadikan referensi untuk mendukung investasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan bermotor rendah emisi dan ramah lingkungan di Indonesia,” imbuh Taufiek.
Swap battery Honda PCX Listrik.
Taufiek pun optimistis, industri otomotif akan terus menjadi penopang akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Hal ini tercermin dari kinerja industri alat angkutan yang mengalami angkutan yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada kuartal I-2022 dengan capaian sebesar 14,2 persen year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
“Seiring dengan kinerja otomotif yang gemilang, industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47 persen atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen pada kuartal I 2022,” tandas Taufiek.