Aksi Sri Mulyani Bongkar Penyelundupan Motor dan Mobil Mewah

18 Desember 2019 7:50 WIB
comment
43
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyelundupan motor dan mobil mewah khususnya melalui pelabuhan masih saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, dalam kurun waktu 2016 sampai 2019, ada 22 kasus penyelundupan sepeda motor yang ditangani Bea Cukai.
Ia membeberkan, dari jumlah kasus tersebut jumlah penyelundupan motor meningkat drastis di tahun 2019 dibandingkan dengan 2018.
“Jumlah motor tadi kasusnya hanya 22 tapi jumlah motor yang diselundupkan 3.956 total seluruh Indonesia. Dan sekali lagi yang terbesar di tahun 2019 (ada) 2.693 motor sendiri. Kemudian tahun 2018 (ada) 127. Jadi ada pelonjakan luar biasa dari 2018 ke 2019,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers kasus penyelundupan mobil dan motor mewah di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Nilai barang dari motor tersebut mencapai lebih dari Rp 13 miliar. Peningkatan penyelundupan mobil juga meningkat di tahun 2019 dengan nilai barang mencapai Rp 315 miliar lebih.
ADVERTISEMENT
“Jadi jumlah mobil 91 itu terdiri dari 7 mobil dalam 5 kasus tahun 2018. Dan tahun 2019 itu 84 mobil sendiri itu 57 kasus jumlah mobilnya 84. Jadi total mobil 91,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani belum bisa memastikan alasan pasti mengapa ada peningkatan jumlah penyelundupan mobil dan motor di tahun 2019. Ia menduga salah satu sebabnya adalah banyak yang minat memiliki mobil dan motor mewah di Indonesia. Sehingga sampai berani melakukan penyelundupan.
“Tapi kenaikan kan luar biasa di 2019 ini. Mungkin ya mereka menganggap Bea Cukai dalam posisi terlena atau waktu itu dalam situasi transisi kabinet sehingga pemerintah tidak melihat, saya enggak tahu. Tapi yang jelas kenaikannya luar biasa banyak di 2019,” ungkap Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
- Pelabuhan Tanjung Priok Jadi Lokasi Penyelundupan
ADVERTISEMENT
Pelabuhan Tanjung Priok menjadi salah satu tempat penyelundupan mobil dan motor mewah. Selama kurun waktu tahun 2016 hingga 2019, ada tujuh kasus penyelundupan mobil dan motor mewah yang dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Tidak kurang sebanyak 19 unit mobil mewah dan 35 unit motor, rangka motor, mesin motor mewah berbagai merek telah diamankan oleh Bea Cukai yang lewat Tanjung Priok. Perkiraan total nilai barang mencapai kurang lebih Rp 21 miliar dan potensi kerugian negara mencapai sekitar Rp 48 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, jumlah tersebut hanya di Tanjung Priok. Modus yang digunakan dalam kasus penyelundupan adalah dengan memberitahukan barang tidak sesuai dengan isi sebenarnya.
Untuk memastikan jenis barang yang sebenarnya, petugas melakukan hi-co scan kontainer dan mendapati citra yang menunjukkan barang yang diimpor berupa kendaraan roda empat. Untuk selanjutnya petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
lmportasi kendaraan tersebut diberitahukan dalam dokumen sebagai batu bata, suku cadang mobil, aksesoris dan perkakas serta dilakukan oleh tujuh perusahaan berbeda,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
- Penyelundupan Dilakukan 7 Perusahaan
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan penyelundupan mobil dan motor mewah melalui Pelabuhan Tanjung Priok melibatkan setidaknya 7 perusahaan.
“Perusahaan-perusahaan tersebut mengimpor mobil dan motor mewah dari negara Singapura dan Jepang,” ujar Sri Mulyani.
Meski tidak merinci nama lengkap perusahaan, Sri Mulyani membeberkan inisial perusahaan pelaku penyelundupan yaitu PT SLK, PT TJI, PT NILD, PT MPMP, PT IRS, PT TNA, dan PT TSP. Dalam proses ini Kemenkeu dan Bea Cukai menggandeng Kepolisian, TNI dan Kejaksaan.
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
- Kendaraan Mewah Hasil Selundupan Jadi Milik Negara
ADVERTISEMENT
Usai menggagalkan penyelundupan puluhan mobil dan motor mewah yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, barang-barang selundupan yang nilainya mencapi Rp 21 miliar itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan negara.
“Kita lihat kasusnya dulu, tapi yang jelas ini dirampas untuk negara. Saat ini statusnya masih dirampas untuk negara sampai proses hukumnya selesai. Kita lihat sampai selesai kasusnya,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani belum mengetahui secara pasti alasan masih banyak penyelundupan di tahun 2019. Ia hanya menegaskan, setelah ini bakal memperketat pengawasan tidak hanya di Pelabuhan Tanjung Priok tetapi di semua kawasan yang digunakan untuk keluar masuk barang.
Sri Mulyani juga mengungkapkan, bakal menggandeng Kementerian Keuangan atau Bea Cukai dari negara lain agar bisa maksimal dalam mengatasi masalah ini.
Menkeu Sri Mulyani dan Menhub Budi Karya Sumadi meninjau barang bukti penyelundupan mobil dan motor mewah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
- Menhub Anggap Melonjaknya Penyelundupan karena Hedonisme
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyayangkan adanya penyelundupan mobil dan motor mewah khususnya lewat pelabuhan. Ia tidak akan tinggal diam dengan adanya penyelundupan yang sudah diungkap oleh Bea Cukai.
Untuk itu, Budi Karya bakal terus berkoordinasi dengan Polisi, TNI, sampai Kejaksaan untuk mencegahnya. Ia merasa penyelundupan terjadi karena adanya sifat hedonisme atau gaya hidup bermewah-mewahan dari pelaku.
“Dengan meningkatnya ini memang kita tidak boleh main-main. Kami akan tambah tim. Kemenhub dukung Bea Cukai, Kapolri, Kejaksaan untuk melakukan pengamanan terhadap kemungkinan penyelundupan barang-barang yang menurut hemat saya mengikuti gaya hidup hedonisme,” kata Budi Karya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/12).
Modus dari penyelundupan mobil dan motor mewah khususnya melalui Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan dengan dengan memberitahukan barang tidak sesuai dengan isi sebenarnya. Budi Karya menegaskan cara tersebut tidak boleh dibiarkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai regulator di pelabuhan, Budi Karya komitmen membuat sebuah tim tertentu yang terus mengawasi barang-barang yang masuk. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada penyelundupan barang lain seperti narkoba melalui pelabuhan-pelabuhan kecil.