Alasan Jokowi Naikkan Harga BBM: Subsidi Bengkak Tapi Dinikmati Mobil Pribadi

3 September 2022 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Lampung, Sabtu (3/9/2022) Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau langsung pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Lampung, Sabtu (3/9/2022) Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi akhirnya menaikkan harga BBM mulai dari Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, Solar Rp 6.800 per liter, dan Pertamax Rp 14.500 per liter. Harga ini berlaku mulai hari ini, Sabtu (3/9), pukul 14:30 WIB.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengungkapkan pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM subsidi dan nonsubsidi karena berada dalam posisi sulit. Alasannya, subsidi energi kian bengkak dari semula Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun di dalam APBN 2022 seiring dengan naiknya harga minyak dunia ke level USD 100 per barel.
"Dan (subsidi energi) akan meningkat terus, terlebih lagi 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu yaitu pemilik mobil pribadi. Mestinya uang negara diprioritaskan untuk masyarakat tidak mampu," katanya dalam konferens pers, Sabtu (3/9).
Dengan kenaikan harga BBM ini, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan bansos sebagai bantalan bagi masyarakat terdampak. Pertama, BLT BBM Rp 12,4 triliun yang diberikan kepda 22,65 juta keluarga tak mampu masing-masing sebesar Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan.
Infografik Pemerintah Siap Tebar Bansos. Foto: kumparan
Kedua, subsidi upah kepada 16 juta pekerja yang bergaji di bawah Rp 3,5 juta per bulan. Besarannya Rp 600 ribu. Jokowi juga memerintahkan pemerintah daerah untuk gunakan 2 persen dana transfer umum sebesar Rpp 2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, ojol, dan nelayan.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah harus buat keputusan dalam situasi sulit. Ini pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM, sehingga harga jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.